Menurut Dr. Shannon Curry, seorang psikolog forensic dari pihak Johnny dalam persidangan mendiagnosis Amber memiliki gangguan kepribadian histrionic dan gangguan kepribadian ambang.Â
Gangguan kepribadian histrionic adalah kondisi dimana terjadi tidak stabilnya emosi, cenderung ingin menjadi pusat perhatian, dan memiliki self-image yang terdistorsi.Â
Biasanya orang dengan gangguan ini suka melakukan flexing, mencari sensasi sehingga menjadi pusat perhatian. Gangguan kepribadian ambang merupakan ketidakstabilan mental karena takut diabaikan. Â
Hal ini dibuktikan dari Amber sering mengatakan ingin mengakhiri hidupnya saat Johnny meminta untuk bercerai, bahkan menuduh Johnny melakukan KDRT meskipun Johnny tidak terbukti melakukannya.
Penyakit mental bukanlah hal yang dapat disepelekan. Ketika seseorang terkena penyakit mental, ia perlu penanganan dari ahli agar tidak membahayakan diri sendiri.Â
Sebelum memulai hubungan, ada baiknya jika menyembuhkan diri sendiri dahulu dari penyakit mental dan trauma-trauma yang pernah dialami agar tidak menimbulkan permasalahan dalam suatu hubungan.
5. Adiksi terhadap obat-obatan dan alkohol
Tidak dapat dipungkiri bahwa Johnny Depp merupakan pecandu obat-obatan dan alkohol. Dalam persidangan, banyak dari kesaksian Amber bahwa Johnny melakukan tindak kekerasan saat dirinya dibawah pengaruh obat dan alkohol.Â
Terlepas dari benar atau tidaknya kesaksian Amber, Johnny memang merupakan pengguna obat-obatan dan minuman keras. Sehingga sangat disayangkan jika fakta tersebut menjadi memberatkan Johnny sendiri.
Adiksi terhadap obat-obatan dan alkohol bukanlah hal yang dibenarkan. Berkaca dari kasus ini, alangkah baiknya kita menjauhi obat-obatan terlarang dan alcohol untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H