Upaya kambing hitam terhadap masyarakat dapat ditemukan dalam berbagai situasi, antara lain: Pertama, Krisis Transportasi: Dalam kasus kemacetan parah di kawasan wisata, masyarakat lokal sering kali disalahkan atas perilaku mereka, seperti dianggap menyebabkan kemacetan karena kurang disiplin dalam berkendara atau memarkir kendaraan sembarangan, padahal masalah tersebut lebih terkait dengan perencanaan infrastruktur yang buruk dan peningkatan jumlah pengunjung.
Kedua, Pembangunan Proyek: Saat proyek pembangunan infrastruktur gagal atau terlambat, masyarakat lokal bisa menjadi kambing hitam jika pihak berwenang menuduh mereka menghalangi atau tidak mendukung proyek tersebut, meskipun sebenarnya mereka tidak dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
Ketiga, Masalah Lingkungan: Ketika terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan, sering kali masyarakat lokal dijadikan sasaran, dengan asumsi bahwa mereka bertanggung jawab atas praktik tidak ramah lingkungan. Sementara itu, perusahaan besar atau kebijakan pemerintah yang merusak lingkungan mungkin tidak mendapatkan sorotan yang sama. Keempat, Tindak Kejahatan: Dalam situasi meningkatnya kejahatan, masyarakat setempat sering kali dicap sebagai penyebabnya. Misalnya, jika terjadi peningkatan kasus pencurian di daerah wisata, masyarakat lokal bisa dijadikan kambing hitam, meskipun banyak faktor lain yang berkontribusi, termasuk kurangnya pengawasan dan keamanan. Semoga saja, peristiwa ini tak terulang lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H