Mohon tunggu...
Ayub Al Ansori
Ayub Al Ansori Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penikmat tulisan. Peminum teh hangat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bersahabat dengan Tiroid

25 Juli 2017   14:54 Diperbarui: 22 Mei 2018   21:35 10160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena memerlukan alat operasi yang lengkap dan ruang ICU yang memadai, beliau merujukku ke RS Hasan Sadikin Bandung. Di RSHS tersebut aku disarankan menemui dr. Kiki, Sp.B.Onk di poli klinik bedah onkologi RSHS.

Sayangnya saat itu, setelah di cek, jadwal operasi dan ruang ICU RSHS sedang penuh. Dokter Kiki tidak mau menerima resiko besar. Beliau tidak ingin aku menunggu sampai 3-4 bulan hanya untuk menunggu jadwal operasi dan ICU. Agar aku segera ditangani, beliau merujukku untuk ke dokter spesialis bedah thorak yaitu dr. Peter Syarif, Sp.BTKV., di RS HA Rotinsulu. Dokter Kiki bilang kepadaku, "Kemungkinannya ada dua. Kalau kata dr. Peter harus operasi, saya oke. Kalau harus kemo (chemoteraphy), ya kamu harus jalani itu. Paling nanti efeknya mual-mual, seluruh badan lemas, dan kerontokan rambut. Tapi nanti juga bisa tumbuh lagi kok, gak gundul selamanya,". Mendengar kata "kemo" serasa dunia telah berakhir. Namun lagi-lagi aku harus kuat mendengar apapun yang dikatakan dokter.

Hari itu juga, bergelut dengan waktu, aku langsung ke RS Rotinsulu. Aku temui dr. Peter, dan untungnya beliau masih ada di ruangannya. Padahal beberapa menit lagi beliau harus masuk ruang operasi karena hari itu beliau ada jadwal operasi. Beliau pembawaannya tenang. Saat itu tensi darahku naik hingga 170/90. "Kamu gak pusing? Dengan tensi tinggi begini kalau tidak kuat-kuat amat bisa lemas bahkan pingsan kamu," kata beliau sambil tertawa. Aku hanya bisa tersenyum.

Beliau mencoba menenangkanku dan meminta data-data hasil tes laboratorium dan radiologi dari RS sebelumnya. Beliau terbuka tentang penyakitku dan menjelaskan kepadaku bahwa operasi ini akan ditangani beberapa dokter termasuk dr. Kiki dari RSHS yang menangani pembedahan di bagian leher. Sedangkan beliau sendiri sesuai dengan spesialisasinya yaitu pembedahan di bagian thorak/tulang dada.

Akhirnya beliau menyarankanku untuk operasi saja, belum tentu harus kemo. Aku juga disarankan pakai BPJS karena regulasi di RS Rotinsulu setiap pasien BPJS harus ditangani dengan baik dan analisis dokter harus akurat, maka aku diharuskan melakukan  serangkaian tes ulang dari mulai cek tensi darah, rontgen, cek kadar gula dan asam dalam darah dan tes urine untuk mengetahui hormone T3 dan T4, USG, CT-Scan, dan BTA atau sitologi aspirasi jarum halus untuk mengambil sel sampel dari benjolan yang akan diteliti dengan mikroskop. Serangkain tes tadi harus aku lalui sebelum benar-benar aku dioperasi. Pada hari itu juga aku dirawat inap selama lima hari.

Hasil dari pemeriksaan dengan rontgen, tes T3 dan T4, USG, CT-Scan, BTA atau sitologi aspirasi jarum halus yang dijelaskan oleh dr. Peter tersebut sungguh di luar perkiraanku. Aku divonis kanker Pappiller Thyroid Carsinoma, yaitu salah satu jenis kanker tiroid dan termasuk dalam Hipertiroid. Hipertiroid inilah yang menyebabkan nodul tiroid (benjolan pada kelenjar tiroid yang memproduksi hormon tiroid terlalu banyak). Dari beliau, aku mendapatkan suntikan semangat baru. Menurut beliau, dunia kedokteran sekarang sudah amat maju. Kanker tiroid yang kuderita merupakan jenis kanker yang memiliki peluang sembuh tinggi bila ditangani dengan tepat. Dan harus segera dioperasi. Sambil menunggu jadwal operasi yang akan dilakukan 2-3 minggu kemudian, aku diperbolehkan pulang dulu.

Tiga minggu kemudian aku mendapat kabar lewat telepon dari pihak RS Rotinsulu bahwa aku sudah dijadwalkan operasi dan aku diharuskan sudah dirawat di RS 2 hari sebelum operasi. Dalam dua hari tersebut, untuk mempersiapkan operasi, aku menjalani tes Spirometri untuk cek kesehatan paru-paru dan tes Elektrokardiogram (EKG) untuk cek kesehatan jantung. Dan dalam dua hari juga tensi darahku dikontrol dengan baik agar ketika operasi keadaan tensi darahku stabil atau normal. Semua serangkaian tes tersebut menghasilkan bahwa paru-paru dan jantungku normal, sedang tensi darahku stabil.

Pada hari H operasi, aku dibawa ke ruangan operasi sekira pukul 8.30 WIB setelah cek tensi darah. Memasuki ruangan operasi aku terus berdo'a. Di ruangan operasi terdengar lagu A Sky Full of Stars milik Coldplay diputar. Sebelum kemudian aku tidak sadarkan diri setelah disuntikkan obat anestesi.

Aku tersadar ketika adzan maghrib berkumandang sekira pukul 18.00 WIB. Dijelaskan oleh perawat yang menanganiku di ruang ICU bahwa operasinya berjalan lancar selama 7 jam, dari pukul 9.00 sampai 16.00 WIB. Dijelaskan pula saat itu aku sedang di ruang ICU yang sebelumnya aku di ruang operasi. Perawat itu menyarankanku untuk menggerakkan jari-jari tangan dan kaki. 

Kulihat di tangan kananku ada selang infusan obat penghilang rasa sakit, di tangan kiriku alat tensi darah/tensimeter, di kaki kananku ada alat pulse oximeter untuk mengukur kadar oksigen dalam darah dan juga selang infusan obat Ringer Laklat (RL), di bagian dadaku ada kabel-kabel alat EKG jantung, di bagian leher kiri dan dada sebelah kanan ada selang pembuangan darah sisa operasi. Dan akupun masih harus bernapas memakai alat bantu oksigen. Makan dan minum pun terasa aneh akibat obat penghilang rasa sakit yang memiliki efek mual.

Empat hari di ruang ICU sungguh terasa bosan. Malam hari ke empat aku sudah diperbolehkan pindah ke ruangan pasien biasa. Semua alat dari kabel dan selang dilepas kecuali infusan di tangan dan selang pembuangan darah sisa operasi. Di ruang pasien biasa aku dirawat selama lima hari. Total aku berada di RS selama 11 hari. Selama lima hari di ruang pasien biasa aku banyak mendapat motivasi dari sesama pasien. Ada yang sudah kemo sebanyak 8 kali dan ada yang akan terapi ablasi atau sinar radioaktif, tetapi mereka tetap semangat untuk sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun