Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"The Infancy Gospel of Thomas" Injil Fiksi

27 Mei 2024   22:19 Diperbarui: 27 Mei 2024   22:22 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan gambar youtube channel (Bible Babble)

Tulisan ini memang seperti sengaja dibuat untuk mengisi kekosongan yang ada pada 4 Injil mengenai kehidupan Yesus sampai usia 12 tahun. Karena hanya Injil Lukas yang menuliskan sedikit kisah ketika Yesus berusia 12 tahun dalam kisah perjalanan Yesus, Maria dan Yusuf ke Yerusalem. Teks "The Infancy Gospel of Thomas" tersebut secara khusus berfokus pada kehidupan Yesus saat masih anak-anak. Injil ini menggambarkan Yesus sebagai individu yang memiliki kekuatan istimewa, tetapi tetap memiliki pemikiran seorang anak kecil - kadang-kadang menggunakan kekuatan itu dengan kurang bijaksana. Sikap ini seringkali menimbulkan kekesalan pada orang-orang lain yang terlibat dalam serangkaian kisah-kisah menarik namun cenderung aneh.

Namun, hal ini juga mengecewakan para pemimpin gereja yang sulit menerima gagasan bahwa Yesus dapat berperilaku tidak konsisten atau berbuat jahat. Meskipun Injil mengakhiri kisah dengan gambaran kedewasaan dan pertumbuhan Yesus dalam kebijaksanaan, peristiwa-peristiwa sebelumnya sering menjadi dasar mengapa Injil tersebut dipertanyakan kebenarannya.

Dalam Alkitab, Yesus Kristus adalah korban tebusan. Untuk dapat menjadi korban tebusan atas dosa-dosa manusia, Yesus Kristus haruslah kudus, benar dan tak bercacat cela. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa  karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (1 Korintus 5:21). Yesus tidak mengenal dosa baik ketika Ia lahir sebagai bayi kecil dalam pelukan Maria, sebagai anak-anak, remaja bahkan sampai dewasa dan mengalami kematian serta kebangkitan-Nya, Ia tidak pernah sekalipun berbuat dosa. Seluruh Injil dan tulisan para rasul mengkonfirmasi fakta tersebut. 

Dengan demikian apa yang digambarkan kitab "the infancy Gospel of Thomas" dengan pasti dapat dikatakan sesat dan tidak pantas menjadi rujukan masa kecil Yesus Kristus.

Sebagai sebuah teks yang ditujukan untuk semua orang di dunia Yunani-Romawi, Injil Tomas ini  bertujuan untuk melegitimasi Yesus sebagai tokoh yang berwibawa pada abad kedua, ketika berbagai agama dan dewa-dewi disembah dan dipromosikan. Untuk menetapkan Yesus sebagai sosok yang berwibawa di antara semua makhluk ilahi lainnya, the infancy Gospel of Thomas" berusaha untuk memvalidasi karakter dan pesan Yesus dengan memberikan wawasan tentang masa kecilnya, yang menunjukkan bahwa Yesus telah mempertahankan watak dan misi yang konsisten sejak masa mudanya.  (https://blog.richmond.edu/intronewtestament/jesus-was-the-ideal-child-right-noelle-beswick).

Tidak mengherankan para penulis Kristen mula-mula menganggap Injil ini sebagai tidak otentik dan sesat. Eusebius, bapa sejarah Gereja,menolaknya bahkan menyebutnya sebagai "fiksi" yang sesat dalam buku ketiga Sejarah Gereja abad keempat, dan Paus Gelasius I memasukkannya ke dalam daftar buku-buku sesat pada abad kelima.

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (Injil Matius 16:24-27)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun