Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Esau dan Yakub: Konflik dan Persaingan dalam Keturunan Abraham

18 Oktober 2023   21:47 Diperbarui: 18 Oktober 2023   21:53 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan sengaja, Ribka tampaknya lebih memilih dan mendekati Yakub, sementara dia tidak terlalu terbuka dalam berkomunikasi dengan anak sulungnya, Esau, yang telah membuatnya merasa kecewa dengan gaya hidupnya yang tidak sesuai dengan harapannya, serta juga membuat Ishak, ayah mereka, merasa tidak senang. 

Apa yang bisa kita tarik dari pelajaran dua anak kembar tersebut? 

Anak-anak tidak mendambakan pembagian cinta yang sama rata: Mereka perlu dicintai secara unik (uniquely), bukan secara seragam uniformly). Penekanannya adalah pada kualitas (quality), bukan kesetaraan (equality). Kita tidak mengasihi semua anak dengan cara yang sama, dan tidak perlu berpura-pura melakukannya. Kita mengasihi setiap anak secara unik, dan kita tidak perlu bersusah payah untuk menutupinya. 

Source :Getty images
Source :Getty images

David Kimchi (1160-1235) mencoba menjelaskan setidaknya cara kita mencintai anak-anak termasuk anak kembar adalah dengan mencintai mereka secara unik, berkualitas dan menunjukan secara terbuka kasih orangtua kepada anak-anak. 

Karl pillemer seorang Sosiolog Amerika menyatakan dalam penelitian setidaknya dua pertiga sampai tiga perempat dari ibu-ibu di Amerika menunjukan sikap pilih kasih terhadap anak-anak mereka. Dampak dalam perilaku ini sangat besar antara lain angka depresi yang tinggi, merusak ikatan darah antar saudara bahkan konflik berkepanjangan hingga putusnya hubungan persaudaraan. 

Menurut Laurie  Kramer, seoran professor  applied psychology dari Northeastern University,  penting untuk tidak mengadopsi pendekatan yang seragam dalam memperlakukan semua anak. Dia berpendapat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda berdasarkan usia, minat, jenis kelamin, dan kepribadian mereka, dan itulah yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua. Kesadaran diri yang lebih baik dapat membantu orang tua menghindari situasi yang tidak adil secara konsisten. Ini memiliki signifikansi penting karena anak-anak bisa belajar dari pola pilih kasih tersebut dan kemudian mengaplikasikannya dalam gaya pengasuhan dan hubungan mereka sendiri.5 

Kalau kita menelusuri bagaimana pola pengasuhan Ishak dan Ribka dalam diri si kembar Esau dan Yakub, maka setidaknya kita akan melihat di masa depan Yakub melakukan hal yang sama kepada anaknya Yusuf. 

Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; h  dan ia menyuruh membuat jubah  yang maha indah   bagi dia (Yusuf).7 

Demikianlah pola pengasuhan "favoritism" pada akhirnya di wariskan dari generasi kepada generasi selanjutnya.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun