Mohon tunggu...
Ayu Martaning Yogi A
Ayu Martaning Yogi A Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary girl

Menyukai Dunia Literasi, Tertarik pada Topik Ekonomi, Sosial, Budaya, serta Pengembangan Diri

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bank Tidak Lagi Aman untuk Menyimpan Uang, Benarkah?

24 September 2022   23:51 Diperbarui: 24 September 2022   23:57 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis tentang Jenis Soceng dan Data-data yang Tidak Boleh Dibagikan, Sumber Gambar: Dokumen Pribadi (Sumber Data Tertera pada Gambar)

Pelaku soceng yang mengetahui adanya giveaway atau kuis yang berlangsung berupaya menipu dengan membuat akun seolah-olah akun si penyelenggara. Kemudian, pelaku mengirimkan pesan pada sebagian peserta yang telah dipantaunya. Isi pesannya menginfornnasikan bahwa si penerima pesan telah memenangkan giveaway atau kuis yang diikutinya. Kemudian pelaku meminta data-data untuk pengiriman hadiah. Seperti modus soceng pada umumnya, data yang diminta adalah data yang dapat digunakan untuk mengakses rekening bank.

Itulah beberapa di antara beragam modus soceng lainnya yang beredar di kalangan masyarakat. Apapun modusnya tujuan akhirnya adalah menguras rekening bank para korban. Menyikapi ragam modus tersebut, nasabah harus harus berusaha bijak dalam mencerna dan memberikan informasi. Paling tidak, sikap tersebut mampu membentengi dari beragam modus soceng.

Langkah Menjadi Nasabah Bijak

Soceng memang ancaman, namun bukan berarti tidak dapat diantisipasi. Berupaya untuk menjadi nasabah bijak adalah cara untuk membentengi diri dari jebakan soceng. Bijak dalam hal ini adalah bijak dalam berbagi informasi dan mengelola emosi.  

Bijak berbagi informasi dapat diterapkan ketika kita memanfaatkan media sosial. Kegiatan yang sebaiknya dihindari adalah oversharing atau berlebihan membagikan informasi di media sosial. Beberapa di antaranya adalah menampilkan nomor telepon pribadi, mencantumkan nama anggota keluarga, pekerjaan, serta mengunggah foto KTP.

Pengguna media sosial sebaiknya berhati-hati pula ketika mengikuti tren di media sosial seperti tantangan fitur stiker Add Yours yang ada di Instagram. Fitur tersebut digunakan seorang pengguna Instagram mengajak pengguna lainnya mengunggah foto tertentu melalui story Instagram. Misalnya saja ketika ada ajakan sederhana untuk mengunggah foto profil Whatsapp, tanda tanggan, jarak umur dengan pasangan, sebutkan nama panggilan. Terlihat sepele, namun tantangan tersebut bisa jadi jebakan pelaku soceng.

Contoh Fitur Add Yours, Sumber Gambar: Ga;amedia News
Contoh Fitur Add Yours, Sumber Gambar: Ga;amedia News

Langkah selanjutnya menjadi nasabah bijak adalah berusaha bijak mengelola emosi. Manipulasi psikologis kerap dilancarkan pelaku soceng agar korban mau mengikuti kemauannya. Contohnya ketika seseorang mendapat informasi bahwa rekeningnya dibobol orang atau sekadar biaya administrasi bank naik, kemudian ia diminta untuk memberikan data berupa nomor rekening, OTP, PIN, nomor identitas, hingga foto kartu ATM untuk mengatasi permasalahan yang disebutkan. Ketika si penerima informasi panik, maka dengan mudah akan memberikan informasi yang diminta tanpa sadar bahwa itu adalah jebakan.

Pelaku soceng juga dapat memancing korbannya dengan memberikan berita bahagia seperti terpilih sebagai pemenang undian atau giveaway. Kemudian mereka meminta data-data terkait rekening bank milik korban dengan dalil untuk pengiriman hadiah. Sering kali, korban tidak menyadari bahwa di antara data yang diminta terdapat data pribadi yang tidak boleh dibagikan kepada siapa pun. Bukannya untung malah buntung ketika data akses rekening bank jatuh kepada pihak lain. Rasa panik maupun senang yang berlebihan adalah emosi yang dapat membuat seseorang kehilangan logikanya. Oleh karena itu, pengelolaan emosi sangat diperlukan agar kita mampu menjadi nasabah bijak.

Nasabah juga membentengi dirinya dengan memperbanyak literasi keuangan dan digital untuk membentengi diri dari soceng. Edukasi mengenai bahaya soceng serta cara mengindarinya banyak diulas melalui kanal atau media sosial Otoritas Jasa Keuangan (OJK), instansi perbankan, atau akun-akun yang memberikan edukasi serupa. Media sosial "Nasabah Bijak" adalah salah satu akun yang memberikan edukasi mengenai literasi keuangan, perlindungan nasabah, serta kejahatan digital dan cara mengantisipasinya.

Beberapa tips agar kita tidak terjebak soceng dapat dipahami melalui akun-akun tersebut. Selain menjaga kerahasiaan data pribadi dan tidak sembarangan mengunggahnya di media sosial, kita harus waspada terhadap orang yang mengaku sebagai petugas bank dan meminta data pribadi. Cek keaslian nomor telepon, akun media sosial, email, dan website bank ketika ada permintaan tertentu dari media-media tersebut. Sebaiknya, kita mengaktifkan notifikasi transaksi rekening serta histori rekening secara berkala untuk mengecek apakah terjadi penyalahgunaan pada rekening. Selain itu, autentifikasi dua faktor sebaiknya diaktifkan agar keamanan rekening pribadi menjadi berlapis dan sulit dibobol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun