Mentari belum juga kembali dari peraduan
Kokok ayam telah lantang bersahutan
Kumandang adzan menggelayut dalam lantunan
Semesta seolah memberi isyarat
Waktu subuh telah mendekat
Meski langit masih begitu pekat
Ku paksa langkah menuju tempat itu
Ya, tempat percikan air itu
Percikan air untuk bersuci
Menjadi seri di setiap hari
Menuntun langkah pada sang Maha Suci
Percikan air itu membasahi
Kedua telapak tangan juga sela jemari
Rongga yang selalu lantang bersuara turut teraliri
Terucap doa di balik lirih suara
Sembari percikan itu membasuh muka
Lalu kedua hasta hingga telinga
kaki dan kedua mata kaki juga pada akhirnya
Tak hanya sekali ku mendekat pada percikan air itu
Setiap suara lantang berkumandang
Setiap ku dengar ajakan menuju kemenangan
Sebelum mentari menjelang hingga ia kembali pulang
Langkah menuju percikan itu akan terus berulang
Percikan air itu teman berwudhu
Tak luput sebelum terhampar sajadahku
Melalui percikan itu
Semoga Tuhan turut sucikan aku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H