Perantauan, 9 Mei 2021
Untuk
Bapak, Ibu, dan Orang-orang tersayang
Salam hormat dan rindu kami untuk semua yang ada di sana.
Melalui surat ini kami ingin menitipkan rindu kami untuk Bapak, Ibu dan Handai Taulan di kampung halaman.
Sholat Ied di masjid desa di kampung sudah sempat terbayang. Berlanjut salam-salaman dengan orang tua dan handai taulan. Aroma ketupat yang bersanding dengan sambal goreng dan opor ayam seolah sudah di depan mata. Sudah tak sabar rasanya, berlebaran dengan suasana desa.
Namun sayang, semua itu hanya harapan yang berselimut bayang-bayang berlebaran di kampung halaman. Mohon maaf karena lebaran ini, kami belum bisa pulang.
Rencana perjalanan yang kami susun tak mampu menampik larangan untuk mudik. Tentu rasa sedih itu pasti, kecewa tak lagi dapat dipungkiri. Namun apa daya, kami tak bisa berbuat apa-apa kecuali mematuhi peraturan yang ada. Rasanya terlalu egois bila mekmaksakan diri di tengah pandemi ini.
Sepertinya benar kata Dilan "rindu itu berat." Pulang ke kampung halaman di kala lebaran biasanya menjadi obat. Tapi kali ini semesta belum bersepakat, kami harus tetap berada di tempat. Kami tahu ini berat, tapi kami selalu ingin agar semua tetap sehat.
Sinyal selular disana sudah merata bukan? Sekiranya sinyal sudah aman, jangan lupa kirimkan kami walau hanya satu atau dua foto nuansa lebaran disana. Paling tidak, foto itu bisa menjadi pelipur rindu yang begitu menggebu.
Bila ada kesempatan, boleh lah sejenak kita bertatap meski hanya melalui panggilan video. Kita bisa melakukannya sembari makan ketupat bersama, meski berada di tempat berbeda-beda. Ijinkan kami untuk tetap merasakan hangatnya nuansa hari raya bersama kalian disana.
Tuhan memang Maha Baik. Meski kita sedang diuji dengan pandemi, tetapi kita juga dianugerahi dengan merasakan canggihnya teknologi. Meskipun belum dapat saling menghampiri, bukan berarti kita tak bisa bersilaturahmi. Sekadar berkirim pesan atau paket lebaran kini dapat dengan mudah kita lakukan. Betatap meski hanya melalui layar kaca, bisa kita lakukan kapan saja. Sudah sepantasnya kita tetap bersyukur apapun keadaannya.
Meski saat ini tangan belum dapat untuk berjabat. Belum juga bisa menggapai untuk berpeluk erat. Tapi percayalah, doa kami untuk sanak kerabat akan selalu dekat. Harapan kami untuk dapat berjumpa di kampung halaman tercinta juga masih tetap melekat.
Cukup sekian dulu rindu yang tersurat dari kami. Semoga kalian disana selalu sehat dan dalam lindungan-Nya. Semoga, kita juga bisa segera berjumpa.
Salam rindu dan peluk dari kami,
Anak rantau yang merindukan kampung halaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H