Menulis Kilat agar Tak Telat Mencatat  Â
Malam-malam disela sholat Isya dan Tarawih juga menjadi saat yang penuh perjuangan. Seperi biasa, kita harus mencatat secepat kilat agar tak tertinggal materi cermahnya. Hasil tulisan tak karuan pun tak menjadi masalah yang penting kolom materi ceramah terisi penuh.
Jangan salah, menulis kilat pun kadang masih telat mencatat. Kalau sudah seperti itu, melihat catatan teman sebelah jadi solusi. Kalau ternyata sama-sama terlambat mencatat, ya sudah apa boleh buat, serahkan saja catatan yang ada.
Hikmah Mengisi Buku Kegiatan Ramadan
Buku Kegiatan Ramadan melatih kedisiplinan untuk beribadah. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri, kita berusaha menjalankan ibadah sunah dan wajib di Bulan Ramadan agar buku tersebut terisi penuh. Niat yang kurang tepat sebenarnya, tapi tak mengapa, secara perlahan kita berusaha meluruskan niat kita dalam beribadah.
Proses mengisi buku tersebut adalah proses melatih kejujuran. Kita bisa saja mengarang isi ceramah, atau bisa saja mengarang tanda tangan. Tapi ternyata kita tidak melakukannya. Pada saat itu sebenarnya karakter kejujuran dalam diri kita sedang dibentuk.
Setelah dipikir-pikir, untuk apa waktu kecil kita repot-repot seperti itu. Mengisi buku setiap hari, mencatat super kilat, serta minta tanda tangan. Pada akhirnya kita tidak pernah tahu seperti apa penilaian buku tersebut.
Momen seperti itu mungkin tak terulang dalam diri kita. Kesan seru, heboh, repot mungkin menjadi pengalaman unik dalam ingatan tentang masa kecil kita. Namun setelah beranjak dewasa, membayangkan momen itu begitu repot, tak sanggup rasanya bila mengulang masa itu kembali. Â Pada kesempatan ini, tak ada salahnya berterima kasih pada Buku Kegiatan Ramadan yang telah menemani hari-hari kita kala itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H