"Kejar, bodoh!" Lamat-lamat aku mendengar umpatan salah satu dari mereka.
Jemariku meraba bagian dalam jaket kukenakan ini. Pistol. Dan rasanya pistol ini penuh dengan peluru. Aku menyeringai.
Ini akan seru. Akan kutunjukkan sebuah pertahanan diri agar aku tidak benar-benar menjadi santapan kedua psikopat sinting itu. []
*cerita ini juga diposting di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!