Inilah mengapa terkadang saya pribadi sangat miris jika melihat belakangan bermunculan konten konten yang menyuarakan bahwa 'Ga perlu sekolah sekolah tinggi asal dapet uang dengan cepat dan mudah'.
Prof. Rhenald Kasali juga menambahkan bahwa "Ada pepatah dalam bahasa Inggris, 'Penny Wise Pound Stupid'. Jika Anda begitu perhitungan dan bicaranya adalah penny, penny, penny (uang receh) terus akibatnya Anda tidak berhasil mengejar yang namanya pound, uang yang lebih besar."
"Jadi orang-orang yang berhasil justru adalah orang-orang yang wise (bijak) dalam berperilaku terhadap uang. Dan akar segala kejahatan adalah cinta yang berlebihan terhadap uang. Uang adalah tuan yang buruk, tetapi dia adalah pelayan yang excellent," sambungnya.
2. Quarter life crisis
Istilah ini juga sering kita dengar. Terutama dialami oleh anak muda generasi 'Gen Z' atau sering di sebut Generasi 'Zillenials' yang berusia 9-24 tahunan.
"Banyak sekali anak muda yang mengalami early adulthood crisis, yaitu pada tahap dia mulai mencapai usia 18-25 tahun," kata Prof Rhenald.
Anak muda yang mengalami hal ini merasa bahwa dirinya selalu kurang dari orang orang di sekitarnya hingga terus membandingkan diri, dan berakibat pada krisis kepercayaan diri.
"Mulai terasa setelah mereka melihat kiri-kanan, 'Eh kok teman saya pekerjaan bagus. Eh temannya sudah punya mobil Tesla, sudah punya Ferrari, rumah bak istana'. Uangnya banyak sekali bahkan uangnya dibuang-buang."
"Akibatnya banyak anak muda yang putus asa stuck dan self-esteem rendah," ujar Prof. Rhenald Kasali.
Kondisi tersebut tentunya banyak kita lihat terlebih dengan masifnya penggunaan internet dan sosial media yang dapat mempengaruhi anak muda secara psikis dan sering merasa FOMO (Fear Of Missing Out) sebuah kondisi di mana rasa takut merasa "tertinggal" karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya.
3. Insecure