Saya mulai mempertanyakan sikap optimis dan support untuk putri kami kelak. Kapankah seorang ibu perlu membantu mengarahkan kembali impian anak, kalau itu perlu? Â
Bagaimana kalau anak kita masih saja melekat pada impiannya setelah dia melewati usia yang diharapkannya? Apakah ibunya akan melindunginya dan mendorongnya untuk terus mencapainya?
Saya dulu selalu membayangkan bagaimana ingin menjadi enterpreneur yang sukses dan bisa menciptakan pasar sendiri. Kedua orang tua saya,terutama Ibu saya selalu mendorong saya untuk bisa menjadi wanita yang mandiri.Â
Dukungan mereka selama bertahun tahun menyuntik semangat saya dengan keberanian untuk membiarkan diri ini melewati banyak rintangan.
Namun, tahukah anda? Â Salah satu mobil dan rumah impian yang saya dapat merupakan hasil kerja keras dari kemandirian yang saya ciptakan. Jangan lihat bagaimana hasilnya ,tapi proses didalamnya yang saya lalui tidak mudah.
Soal menjadi seorang wirausaha yang sukses atau best enterpreneur mungkin masih jauh dari jangkauan. Maksud saya,secara realistis kemungkinannya jauh. Tetapi percayalah mengejar mimpi itu dipastikan adalah kegiatan yang menyenangkan. Selagi bermimpi itu masih GRATIS, benar tidak ?
Saya kemudian menemukan sebuah kutipan yang sangat berpengaruh "Keberhasilan seorang anak itu adalah memiliki seorang ibu yang menjadi penggemar fanatiknya". Seakan menjadi motto baru saya dan terus menjalani proses untuk bertumbuh ini. Jadi jangan heran mengapa banyak orang orang sukses tak lepas dari peran, doa serta support seorang Ibu.
Sebaris kalimat dari Thoreau :"Berjalanlah dengan rasa percaya diri menuju mimpi mimpimu. Jalani hidup yang pernah kau impikan".
Saya berharap putri kami bisa menjadi seperti apa yang diharapkannya. Dengan doa, usaha dan semesta selalu mendukungnya melakukan apapun yang terbaik dan bermanfaat bagi orang banyak di kemudian hari. Dan kelak bisa tersenyum saat dia menjadi salah satu pemimpin negeri ini berdiri di tengah masyarakat yang mencintai lukisan lukisan hasil karyanya.
Love
Ayu Hendranata