Mohon tunggu...
Ayu Hendranata
Ayu Hendranata Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nasionalist and Social Media Influencer

Financial planner & Enterpreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stop Saling Menyalahkan dan Belajar "Hidup di Atas Garis"

20 Agustus 2018   00:11 Diperbarui: 20 Agustus 2018   00:31 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"You Can not control what happens to you, but you can control  your attitude toward what happens to you. And in that,you will be mastering change rather than allowing it to master you." ~ Brian Tracy~

"Proses" dalam kehidupan itu di awali dengan  suatu Pilihan menjadi Keputusan melibatkan Tindakan atau kebiasaan dan menciptakan Hasil.

Dan bicara hidup, tidak lepas dari harapan serta doa. Apa doa anda hari ini? Sebagian besar orang pasti menyelipkan harapan agar bisa sukses,bahagia, sejahtera dan mungkin harapan harapan lainnya.

Pertanyaannya : " Apa syarat yang dibutuhkan seseorang agar bisa menjadi sukses,bahagia dan sejahtera?"

Sebagian pasti ada yang jawab, harus tekun,rajin berusaha, kerja keras,banyak ilmu, loyalitas, passion dan lain lainnya. Dan jawaban jawaban ini tidak ada yang salah.

Sebuah buku "In Search Meaning" dari Victor Frankl mengatakan "kekuatan terbesar manusia adalah kekuatan memilih respons terhadap keadaan".

Sekedar berbagi cerita, beberapa minggu lalu seorang teman saya mengalami musibah dimana suaminya mengalami stroke secara tiba tiba.Kejadian tersebut seperti menjadi akumulasi dari cobaan cobaan lainnya yang dia alami. Namun ditengah penderitaan itu, dia masih sempat memperhatikan hal hal kecil dengan memberi suguhan masakan menu ikan teri kesukaan anak saya. 

Sedangkan jika melihat bagaimana kondisi yang sedang teman saya alami, secara umum mungkin tidak akan terpikir masih memperhatikan orang lain ,tetapi dia lebih memilih untuk tidak menyerah dengan keadaan dan memilih untuk hidup bermakna apapun kondisinya. Jujur buat saya hal ini menjelaskan bagaimana  "In Search Meaning" tergambar dari sikap teman saya. Kesimpulan frankl dalam bukunya juga menyebutkan "Kekuatan terbesar manusia adalah kekuatan memilih respons terhadap keadaan".

Dan buku dari Darmawan Aji "Life By Design" juga menjabarkan pendapatnya bahwa syarat utama hidup bisa sukses,bahagia, sejahtera dan bermakna adalah karena kesediaan bertanggung jawab terhadap hidup serta kemampuan mengarahkan pikiran,emosi dan tindakan menuju hasil yang ingin dicapai. Darmawan Aji menyebutnya sebagai "Hidup Di Atas Garis".

Menurutnya, apa yang membedakan antara "Pemenang" vs "Pecundang" adalah bagaimana masing masing individu dapat mempertanggung jawabkan kehidupannya sendiri.

Para "Pemenang" biasa selalu yakin bahwa hanya merekalah yang bisa menentukan nasibnya sendiri.

Sedangkan para "Pecundang" selalu menyerahkan kehidupannya pada nasib yang tidak bisa mereka kendalikan, misal : percaya pada ramalan bintang, selalu banyak alasan, menyalahkan orang lain ,menyalahkan pemerintah ,menyalahkan keadaan dan faktor faktor lainnya, justru selalu fokus pada masalah bukan ke solusinya, yang selalu penuh sangkalan ,menyalahkan (blaming) serta mencari pembenaran (justifying).

Biasanya bahasa kesukaan mereka,  seperti  :

"Yah,mau gimana lagi sudah nasib saya begini"

" kayaknya memang saya ga hoki di bisnis ini deh"

" susah banget ya cari kerja sekarang, ini semua gara gara pemerintah "

" saya kok miskin terus, presidennya harus ganti "

"Karir saya mandek,dijegal atasan!"

"Ga ada yang bisa saya lakukan lagi"

" saya benci dengan keadaan negara ini"

Dan sederet ungkapan ungkapan favorit lainnya yang sering mewabah dimasyarakat akhir akhir ini, yang intinya buat mereka kondisi hidup bukan lah menjadi tanggung jawab mereka.

Padahal dengan bertanggung jawab terhadap hidup atau nasib mereka sendiri akan memudahkan mereka untuk mencapai tujuan. Sehingga jadi fokus ke solusi, bukan pada masalah nya saja.

Jadi kesimpulannya menurut Darmawan Aji, manusia "Hidup di Atas Garis" itu :

1. Mampu bertanggung jawab atas hidup dan nasibnya.

2. Bertindak dalam memperoleh hasil yang mereka inginkan.

3. Bertanggung jawab atas hasil yang diciptakannya.

4. Tidak mencari kambing hitam atau menyalahkan siapa pun atas kehidupannya.

5. Tidak berusaha mencari kebenaran,dengan melakukan "pembenaran" alias merasa paling benar.

6. Berusaha mau merubah keadaan,tidak pasrah atau malah menyalahkan keadaan.

7. Orang yang hidup diatas garis mampu menjadi "remote control" kehidupannya dan mengendalikan responsnya , mereka tidak mau keadaan yang justru mengendalikan mereka.

8. Tidak mudah putus asa saat mereka jatuh dan berani untuk bangkit kembali.

Sehingga tidak heran kalau biasanya barisan orang orang sukses adalah orang yang selalu "Hidup di Atas Garis".

Karena jujur kalau bukan kita sendiri yang bertanggung jawab atas nasib dan hidup ini, lantas siapa lagi ???

Masih mau melemparkan tanggung jawab dan menyerahkan nasib hidup anda sendiri dengan menyalahkan orang lain?

Mungkin kita tidak bisa memilih terlahir sebagai apa,  tetapi setidaknya kita bisa memilih bagaimana  menjadi "penentu" atas nasib kita sendiri "Born To Shine". 

Love

Ayu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun