Mohon tunggu...
Hesty Ayu17
Hesty Ayu17 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dibalik Secangkir Kopi

6 Desember 2016   22:06 Diperbarui: 30 Desember 2016   12:25 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Hahhaaha !!! pecanda kok aku ran “ sambil tersenyum

Kami pun pergi ke sebuah kafe kopi karena kita berdua sangat menyukai kopi dan hal-hal yang biasa kita lakukan pun juga sama sehingga membuat kita berdua semakin dekat. Secangkir kopi membuatku menerjang cakrawala pagi Cukup secangkir kopi anganku menembusi rembang temaram cukup secangkir kopi aku bersanding dengan angin cukup secangkir kopi kulemparkan rinduku pada pertanyaanku kenapa dicangkir kopi aku sesalu bersama cintaku yang tertinggal ??

Pada saat-saat indah itu mengingatkan ku pada sesosok lelaki yang aku cintai sampai saat ini tetapi dia pergi entah kemana, aku rindu kepadanya hanya secangkir kopi yang selalu kutuangkan rasa rinduku kepadanya. karna secangkir kopi yang selalu menemaniku di saat ku sedih dan senang secangkir kopi membuat hatiku merasa lebih baik secangkir kopi yang selalu setia setiap saat, Ya secangkir kopi membuatku bisa berdialog dengan kejujuran yang kusembunyikan sendiri.

Secangkir kopi berani mengatakan jujur dan selalu berkata apa adanya dan secangkir kopi mengajaku untuk memahami rasa yang kusembunyikan selama ini. kutuangkan semua ke segelas cangkir kopi yang ku teguk rasa yang tersisa dalam diamku dan rasa yang kutinggalkan disamping luka yang masih menganga. Dalam tegukan kopi kubisikan dalam hati rasa suara hati ini dan kusebut nama itu dalam hatiku. Secangkir kopi membawaku menelusuri guratan rasa yang terseret anganku dalam mimpi yang tak pernah selesai. Secangkir kopi membawaku bermimpi dan berangan dalam hati. Ditepi bulatan cangkir kopi, kulihat seraut wajah RANDI.. disetiap butiran air kopi kulihat rautan wajah tanpanmu karena secangkir kopi cukup untuk mengucapkan pujian hati tanpa kata hanya secangkir kopi untuk menuangkan rasa yang ada di hati dan cibiran kata yang meluap.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun