Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Van Gogh Alive: Kolaborasi Apik Karya Seni dan Teknologi

12 Agustus 2023   07:00 Diperbarui: 12 Agustus 2023   16:06 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi penggemar seni, pasti familiar bila jalan-jalan ke galeri atau pameran biasanya dalam suasana hening dan tidak terlalu ramai. Bukan berarti karya tersebut tidak laku, tapi cara menikmati karya seni dan lukisan memang unik. 

Dalam suatu pameran umumnya dikondisikan dengan nuansa tidak berisik sehingga emosi dan pesan yang ingin disampaikan pelukis dapat dirasakan dengan seksama oleh orang yang melihat lukisan tersebut.

Senang sekali pameran lukisan karya Vincent Van Gogh bertajuk Van Gogh Alive di tahun 2023 akhirnya hadir di Jakarta, Indonesia. Pameran ini telah diselenggarakan secara internasional di 80 kota di seluruh dunia. Pameran ini juga dihadiri oleh jutaan antusias seni dari yang muda hingga senior.  

Di Indonesia, pameran ini dikelola oleh Meta Doers Innovation Indonesia yang bekerjasama dengan perusahaan teknologi artistik Grande Experience.

Pengunjung pameran Van Gogh Alive, Jakarta. Sumber: Dok. Pribadi
Pengunjung pameran Van Gogh Alive, Jakarta. Sumber: Dok. Pribadi

Van Gogh Alive menampilkan mahakarya lukisan Vincent Van Gogh yang berkolaborasi apik dengan teknologi Sensory4™ dari Grande Experience. Teknologi ini menyuguhkan tampilan layar teater artistik yang ditata menyerupai jajaran kanvas dengan grafik visual berdefinisi tinggi. 

Gambar akan mengalir dari gabungan puluhan proyektor. Transisi gambar dari lukisan yang satu ke yang lain sangat rapi sehingga tampak seperti bergerak.

Teknologi Sensory4™ memungkinkan ruang pameran Van Gogh Alive dihiasi tata suara dan cahaya yang spektakuler.  Teknologi ini disajikan khusus untuk membuat pengunjung dapat merasakan pengalaman imersif seperti berada di lokasi gambar dan terlibat secara emosional dalam beragam objek seni. Singkat kata, seolah-olah apa yang dilihat pengunjung terasa seperti hidup! Oleh sebab itulah disebut ‘Alive’.

Lukisan Van Gogh berpalet terang. Sumber: Dok. Pribadi
Lukisan Van Gogh berpalet terang. Sumber: Dok. Pribadi

Awal pameran Van Gogh Alive di Jakarta sempat menuai protes dari pengunjung. Hal ini dikarenakan jumlah pengunjung di ruang pameran telalu ramai sehingga tidak nyaman. Pengunjung yang benar-benar ingin menikmati karya Van Gogh menjadi terganggu oleh keramaian yang harusnya tak perlu. 

Sejak awal, pengunjung yang membeli tiket diminta memilih tanggal dan jadwal jam berkunjung. Jika dari awal Panitia cukup cermat, seharusnya dapat dibuat pengaturan maksimum jumlah pengunjung di setiap jam kunjungan sehingga tidak terjadi penumpukan.

Hal keramaian yang berlebih tersebut membuat pengunjung kecewa, khususnya bagi yang telah menantikan pameran ini sejak dulu. Apalagi, harga tiketnya tergolong tidak murah yang identik dengan kunjungan eksklusif. 

Untungnya pihak panitia cukup cepat tanggap sehingga para pengunjung pameran yang hadir di awal yang mengeluh kurang bisa menikmati karena ramai akan mendapatkan sesi kunjungan gratis. Tanggal kunjungan ‘ganti rugi’ ini dapat dipilih sesuai kenyamanan pengunjung sendiri.

Pengunjung yang sudah beli tiket secara online juga akan mendapat pesan elektronik pengingat pada H-3 kunjungan. Apabila di tanggal kunjungan tersebut terpantau penuh, maka panitia akan menirimkan pesan bahwa pengunjung boleh mengatur ulang jadwal kunjungan agar lebih nyaman selama tiket belum digunakan. 

Jadi, bagi yang tertarik untuk menyaksikan mahakarya pameran Van Gogh Alive di Jakarta tidak perlu khawatir lagi. Anda tidak akan diganggu oleh risihnya keramaian berlebih!

Lukisan Van Gogh di Arles. Sumber: Dok. Pribadi
Lukisan Van Gogh di Arles. Sumber: Dok. Pribadi

Sekilas kisah tentang Vincent Willem Van Gogh, ia adalah seorang pelukis asal Belanda era paska impresionis (post-impressionist). 

Vincent lahir pada tanggal 30 Maret 1853 di Zundert, sebuah kota kecil wilayah pertanian di selatan Belanda. Ia berasal dari keluarga kalangan menengah atas dan ayahnya seorang pendeta. 

Tahun 1969 Vincent memulai karir di Den Haag sebagai dealer benda seni di perusahaan Goupil et Cie milik sang paman. Ia terlibat mulai dari aktivitas penjualan karya seni, pameran, hingga dirinya pun turut menghasilkan karya seni.

Pekerjaan sebagai dealer membuat Vincent sering bepergian. 1873 ia pindah ke kantor cabang London. Di sini, karirnya berkembang pesat hingga memiliki penghasilan melebihi sang ayah. Di kota ini pula Vincent jatuh hati pada anak tuan tanah bernama Eugénie Loyer. Namun sayang, cinta Vincent tak berbalas. Kejadian ini membuat Vincent cukup terpukul dan depresi, ia mulai menunjukkan ketidakstabilan emosi dalam kesehariannya sampai dikeluarkan dari pekerjaan di Goupil et Cie.

Vincent melanjutkan hidup dengan belajar teologi untuk menjadi misionaris seperti ayahnya. Tahun 1877 ia ingin menjadi pastor dan keluarga mengirimnya kembali ke Amsterdam untuk belajar teologi. Namun sayang, ia kembali gagal dalam studi dan merasa tidak puas dengan hidupannya. 

Pada tahun 1880 ia memutuskan menjadi seniman. Karya Vincent terbagi dalam perjalanan yang berpindah-pindah dari Belanda, Paris, Arles, Saint-Remy, hingga Auvers-sur-Oise tempat ia wafat.

Goresan Vincent Van Gogh yang khas. Sumber: Dok. Pribadi
Goresan Vincent Van Gogh yang khas. Sumber: Dok. Pribadi

Karir Vincent sebagai pelukis di Belanda (1883-1886) menghasilkan gambar berwarna gelap. Karyanya yang terkenal adalah ‘The Potato Eaters’ dan lukisan figure orang sedang berkegiatan. Selama jadi seniman, Vincent hidup miskin. Namun, ia beruntung dibantu oleh adiknya, Theo Van Gogh. 

Theo memiliki karir berpenghasilan baik. Vincent, Theo, dan keluarganya sering bersurat. Ada lebih dari 2,000 surat Vincent yang disimpan Theo. Vincent senang menuangkan ide dan perasaan lewat tulisan tangan. Surat-surat itu menjadi bukti historis perjalanan karir yang dicatat sendiri oleh sang seniman jenius.

Tidak puas dengan pengetahuan seni di Belanda, tahun1886-1888 Vincent pindah ke Paris. Di kota ini ia terinspirasi oleh para pelukis era impresionist. Ia  banyak menghasilkan karya lukisan bunga dan buah-buahan dengan palet warna cerah. Dari Paris ia pindah ke Arles yang merupakan masa-masa paling bahagia untuk sementara waktu sebab kondisi mentalnya semakin merosot. Di tempat ini ia menghasilkan lukisan ikonik yaitu gambar kamar tidurnya sendiri.

Setelah itu, Vincent secara sukarela memberikan diri untuk dirawat di rumah sakit jiwa Saint-Remy tahun 1889 -1890. 

Uniknya, Vincent cukup produktif dan menghasilkan banyak lukisan terkenal meski tertatih-tatih dengan kesehatan jiwanya. Lukisan-lukisan tersebut seperti Starry Night dengan landscape malam berhias pohon cemara beserta langit berbintang, Irises, Almond Blossom, lukisan daratan Saint Remy, hingga potret diri. Vincent senang menggunakan nuansa warna biru, kuning, dan kehijauan dengan goresan tegas yang jadi ciri khasnya.

Potret diri Vincent Van Gogh. Sumber: Dok. Pribadi
Potret diri Vincent Van Gogh. Sumber: Dok. Pribadi

Tempat terakhir Vincent singgah dan dirawat adalah di Auvers-sur-Oise. Di sini Vincent menghasilkan lukisan terkenal yaitu ladang gandum menguning berhias burung gagak berterbangan. Ia yang senang menggambar profil juga melukis dokternya sendiri yaitu dr. Paul Gachet. 

Vincent memperlihatkan kesehatan mentalnya yang membaik sehingga dokter yang merawat sempat berpendapat ia bisa sembuh. Namun, tak diduga Vincent malah menembak dirinya sendiri di sebuah ladang pada tanggal 27 Juli 1890. Dua hari setelah kejadian ini ia wafat di usia muda 37 tahun dan dimakamkan di kota Auvers-sur-Oise pada tanggal 30 Juli.

Seumur hidup Vincent hanya menjual satu lukisan. Ia melukis secara otodidak. Dalam 10 tahun terakhir hidupnya, ia menghasilkan 2,100 karya seni dan 860 karya diantaranya adalah lukisan cat minyak. Karya-karyanya jadi terkenal dan diminati banyak orang setelah ia wafat. Vincent menjadi salah satu tokoh seniman berpengaruh dalam seni lukis barat karena ciri lukisan yang khas dari warna dan goresan-goresan tegas (strokes) yang tidak dilakukan oleh pelukis lain.

Ada banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan di area pameran Van Gogh Alive. Anda turut diundang  hadir ke dalam replika kamar tidur Van Gogh tempat ia menghasilkan banyak lukisan. Selain itu, Anda bisa mencoba membuat sketsa lukisan Van Gogh yang terkenal seperti lukisan Starry Night. Jangan khawatir karena kertas dan pensil telah disediakan panitia. Anda tinggal ikuti instruksi yang ditampilkan di layar monitor.

Replika Kamar Tidur Van Gogh. Sumber: Dok. Pribadi
Replika Kamar Tidur Van Gogh. Sumber: Dok. Pribadi

Aktivitas berfoto apakah bisa dilakukan? Tentu saja! Tak hanya berfoto di ruang display yang memiliki banyak layar ala kanvas, Anda juga bisa  berfoto di ruang berdekorasi bunga matahari dan lampu-lampu laksana bintang yang terinspirasi tema lukisn Van Gogh yaitu Sun Flower dan Starry Night. Bila ingin memiliki gambar-gambar karya seniman ini Anda juga bisa membelinya di toko pernak-pernik pameran. 

Semoga dikemudian hari seniman Indonesia juga bisa membuat pameran dengan cara unik dan menarik seperti ini, tidak hanya memamerkan lukisan dengan cara menggantungkan karya tersebut di tembok saja. Namun, ada banyak aktivitas pendukung lainnya yang menginspirasi dan memberi edukasi pengunjung sehingga semakin ingat akan karya dari sang seniman tersebut.

Pameran Van Gogh Alive berlangsung pada 7 Juli – 9 Oktober 2023 di Mall Taman Anggrek – Jakarta, Senin-Minggu, jam 10.00-21.00.

Siapkan diri Anda ikut berpergian bersama Vincent Van Gogh dalam perjalanan mahakarya spektakuler yang dibalut teknologi. Temani perjalan sang pelukis dari negeri Belanda hingga tempat peristirahatannya di Auvers-sur-Oise. Sungguh sebuah pengalaman historis yang edukatif sekaligus menghibur. Jangan sampai ketinggalan!  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun