Mohon tunggu...
Aysah Aurellia
Aysah Aurellia Mohon Tunggu... Lainnya - kuliah

love spongebob better than i love u

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa itu Sistem Komunikasi Interpersonal?

14 November 2023   00:04 Diperbarui: 14 November 2023   07:15 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Haii kawan-kawan!!

Sebelum masuk ke dalam materi sistem komunikasi interpersonal, kalian harus mengetahui dahulu apa itu persepsi interpersonal, Secara singkat persepsi interpersonal adalah pandangan seseorang tentang personal dan situasional yang dapat mempengaruhi penilaian seseorang. Sekarang aku akan menjelaskan sistem komunikasi interpersonal, yaitu proses bagaimana berjalannya komunikasi interpersonal / proses pembentukan kesan, Sistem komunikasi interpersonal sangat penting di karenakan hal ini lah yang dapat mempengaruhi penilaian seseorang.

Berikut adalah beberapa bagian dari sistem komunikasi interpersonal :

Streotyping

Stereotyping adalah pandangan atau penilaian terhadap suatu kelompok atau tiap individu tergantung bagaimana perilakunya. Umumnya, stereotipe muncul karena kategori sosial di dalam kelompok, seperti usia, gender, ras, dan sebagainya. Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki individu yang unik, dan atribut serta karakteristik mereka tidak boleh disederhanakan atau dianggap sama dengan anggota kelompok lain. Mengatasi stereotip dan prasangka melibatkan kesadaran, pendidikan, dan interaksi positif antar kelompok yang berbeda. Ini dapat membantu dalam membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas individu dan mencegah perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif. Contohnya di indonesia kita menyamaratakan orang berkulit hitam dan berkulit putih. Dengan menghargai keberagaman dan kompleksitas manusia, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil.

Implicit Personality Theory (Teori Kepribadian Tersirat)

Teori kepribadian implisit ini berfokus pada pandangan pertama atau kesan pertama terhadap seseorang dalam membuat asumsi, atau yang sering kita dengar tentang memahami, mengenai dan juga mengerti adanya pendapat yang diperoleh dari orang  lain. Contohnya : kita melihat teman baru kita sholat, kesan pertama yang akan kita katakan adalah bahwa anak ini rajin beribadah, baik, dan jujur, padahal ternyata setelah mengenalnya sekian lama anak ini memiliki sifatyang kurang baik seperti suka mengambil pulpen milik temannya, tidak jujur dan juga angkuh.

Atribusi 

Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain atau cara bagaimana kita melihat perilaku orang lain dan kita mencoba memahami apa yang menyebabkan ia berperilaku seperti itu. Seseorang akan menilai penyebab orang lain mengalami sesuatu berdasarkan apa yang ia amati. 

Perlu di ingat bahwa komunikasi tidak hanya berbicara saja, tetapi juga melalui kontak fisik. Kita bisa menyebutnya dengan komunikasi verbal dan non-verbal. Non-verbal dapat berupa kontak mata, busana, gerak tubuh, dan sebagainya sedangkan verbal yaitu komunikasi yang jelas atau lewat kata. Berdasarkan situasional, komunikasi verbal juga terdiri dari niat, sifat, motivasi,dan sebagainya sebagai penyebab. Atribusi merupakan masalah yang cukup populer pada dasawarsa terakhir di kalangan psikologi sosial dan agak menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Jadi, kita harus melihat bukan secara personal saja tetapi juga situasional.

Atribusi terdiri dari 2 kausalitas, yaitu : internal dan eksternal. Contoh kausalitas internal : A mendapat nilai bagus, dan BCD melihat A mendapat nilai bagus di karenakan kemampuan nya. Contoh kausalitas eksternal : Jika seseorang melihat teman mereka menjadi marah di suatu acara, mereka mungkin mengaitkan kemarahan itu dengan situasi yang menekan atau stres yang dialami teman mereka. Dalam hal ini, atribusi eksternal menyalahkan lingkungan atau situasi yang mungkin memicu emosi negatif pada teman mereka.

Proses pengelolaan kesan 

Proses pengelolaan kesan merujuk pada upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengontrol atau memanipulasi cara orang lain memandang dan mengevaluasi diri mereka. Proses ini melibatkan berbagai strategi yang digunakan individu untuk menciptakan citra yang diinginkan atau mempengaruhi persepsi orang lain tentang kepribadian, keterampilan, dan kompetensi mereka. Kita sudah mengetahui orang lain menilai kita berdasarkan petunjuk-petunjuk yang kita berikan, dan dari penilaian itu mereka memperlakukan kita.

Proses pengelolaan kesan itu bertahap,

  • Panggung : Kenalkanlah dirimu bersama barang-barang mewahmu, maka kamu akan di anggap orang kaya, postinglah setiap kebaikanmu seperti memberi sedekah dan tambahkan dengan caption seperti : memposting sedekah bukan untuk pamer, tetapi untuk memberitahu apa itu makna bersyukur, maka kamu akan di anggap orang baik pemberi rizki.
  • Penampilan : Berpakaian rapih, ber merk, dan membawa tas mahal, kesan pertama yang di ungkapkan oleh sekitar adalah bahwa kamu sudah mapan, memakai pakaian kusut ke sebuah toko branded, orang toko tersebut bisa saja mengira bahwa kamu hanya ingin menumpang toilet aau semacamnya
  • Gaya bertingkah laku : menunjukkan cara kita berjalan, duduk, berbicara, memandang, dan sebagainya. Berbicaralah dengan teratur dengan tempo yang agak lambat, berjalan tegap, dan memandang orang dengan tajam.hal ini akan memberikan kesan bahwa anda orang yang berkharisma.

Berikut adalah teknik yang digunakan untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

 

5. Pengaruh Persepsi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal

Pengaruh persepsi interpersonal pada komunikasi interpersonal itu penting dan penting juga bagi individu untuk menyadari peran penting dari persepsi dalam komunikasi interpersonal dan bagaimana persepsi dapat memengaruhi interaksi mereka dengan orang lain. Dengan memperhatikan dan memahami perbedaan persepsi, individu dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif dan membangun hubungan yang sehat dan bermakna. Dan komunikasi interpersonal dapat mengurangi kesalahpahaman.

 

Saya Aysah Aurellia Rosspertiwi,

NPM 22010400151,

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, 

Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik, 

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sekian, Terima Kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun