Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menghindarkan Kerentanan Psikologi saat Dewasa, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?

19 Desember 2024   07:36 Diperbarui: 20 Desember 2024   12:16 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang ini, di masa kecilnya mendapat perhatian yang sangat besar dari kedua orang tuanya sebelum saudara-saudaranya lahir. Dia sangat dimanjakan, selalu mendapat pujian, dan keinginannya selalu dipenuhi.

Trauma masa lalu:

Beranjak remaja, seseorang ini mulai mendekati gadis pujaan hati agar dapat menjalin hubungan romantis. Namun dia selalu mendapat penolakan dari gadis-gadis tersebut. Akhirnya di usia 20 tahun dia dijebak untuk menikahi janda berusia 45 tahun.

Kerentanan psikologi:

Seseorang ini pada akhirnya meninggalkan pasangannya dan menikah dengan orang lain. 

Namun selama 18 tahun menjalani biduk rumah tangga, ketidakmampuannya menangani konflik telah memperlihatkan kerentanan psikologi yang dia miliki. 

Saat merasa terancam, dia menggunakan sikap defensif sebagai senjata. Menunjukkan kemarahan, menyalahkan pihak lain, atau menarik diri.

Ketidakmampuannya mengelola rasa sakit, kekecewaan, atau penolakan, telah memengaruhi bagaimana dia berkomunikasi, mengambil keputusan, serta mencari validasi dan keberhargaan dari orang lain. 

Apa yang dapat dilakukan orangtua kepada anak-anaknya?

Berikut, peran yang dapat diambil alih orang tua untuk meminimalisir peluang terjadinya kerentanan psikologi di saat mereka dewasa:

1. Menerapkan pola asuh yang penuh kasih sayang, tetapi tidak overprotektif

Bagian tersulit dalam hubungan dua arah adalah menyamakan pemahaman yang sama. Dan lagi, bentuk-bentuk kasih sayang orang tua, belum tentu dimaknai sama oleh anak-anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun