Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Kisah dari Rumah: Membangun Generasi dari Hati

6 November 2024   10:26 Diperbarui: 7 November 2024   11:41 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendampingi kontingen MTQ Nasional XXX|foto: dokumentasi Smabas

Dan anak sulung kami yang sebentar lagi memasuki gerbang 17 tahun, mempunyai jadwal kegiatan yang jauh lebih padat. Mulai dari mengerjakan tugas dari guru mata pelajaran, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sampai mengikuti lomba-lomba yang diadakan di luar sekolah. 

Meskipun anak sulung mempunyai buku pengingat tugas (kami menyebutnya buku notif), namun saya tetap mengingatkan agar tidak ada yang terlupa.

2. Menjadi suporter dari rumah

Ini berlaku untuk anak tengah dan anak sulung yang membawa ponsel pribadi ke sekolah. Tidak setiap hari, tetapi saya akan hadir dalam bentuk chat WhatsApp atau direct message untuk menuliskan kalimat semangat, doa, dan apresiasi untuk kegiatan yang sedang berlangsung di sekolah masing-masing. 

Dan saking sukanya, baik anak sulung maupun anak tengah tidak menghapus chat tersebut walau sudah cukup menggunung. Mereka terus membiarkannya untuk dibaca lagi sewaktu- waktu.

3. Menjadi pendengar

Anak-anak selalu butuh didengarkan kisah keseharian maupun apa yang dirasakan sepanjang hari. Baik senang, sedih, kecewa, atau kebingungan.

Misalnya, suatu hari anak tengah menceritakan kedatangan orang tua salah satu temannya. Teman yang selama ini memperlihatkan sikap agresif dan sulit mengontrol emosinya, ternyata benar mengalami gangguan mental. Untunglah orang tua yang bersangkutan segera mengambil langkah pengobatan dan mengurus pengunduran diri anaknya dari sekolah.

Anak tengah merasa syok karena apa yang dilihatnya di media sosial, pernah berada sangat dekat di depan matanya. 

"Mengerikan! Semuda itu sudah putus sekolah dan sekarang harus berjuang untuk sembuh!" tukasnya.

Begitulah. Dengan senang hati saya akan mendengarkan apapun yang mereka sampaikan. Sembari mereka menikmati camilannya dari kulkas, atau sambil santap siang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun