Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Sebuah Kafe pada Pukul Sepuluh Kemarin

6 Juli 2024   14:47 Diperbarui: 6 Juli 2024   14:55 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan sudah sepuluh bulan ini ibu sangat betah berada di tengah-tengah kami. Hubungan ibu dengan Lusy menjadi semakin sempurna, namun aku semakin enggan bertemu mereka di rumah.

Aku tahu, seorang wanita dapat menahan rindunya dengan sangat sabar, tetapi tidak denganku. 

Semakin lama waktu berlalu, aku menjadi semakin menderita. Aku ingin ibu pulang agar kita bebas bertemu seperti dulu.

Maka minggu pagi itu, sepulang berolahraga bersama Lusy, aku sengaja membuatkan ibu roti panggang dan mengobrol.

"Ibu, apakah ibu ingin aku dan Lusy memperbaiki beberapa bagian rumah kita? Mungkin mengganti warna catnya, atau mengganti model gazebo-nya?"

Sebenarnya aku tidak serius ingin melakukannya karena punya rencana lain denganmu. Aku ingin meninggalkan Lusy lalu menikah denganmu dan punya anak. Toh, aku dan Lusy sudah pernah membicarakan ini jauh sebelum kita bertemu.

"Terima kasih, Sayang, tapi ibu sudah menjual rumah kita. Ibu lupa bercerita padamu, ya?"

"Ibu tidak bercanda, kan?"

"Untuk itulah ibu kemari, karena kau satu-satunya anak ibu," sahut ibu tenang.

"Itu bagus, Sayang. Kita tidak perlu menunggu cuti atau libur tahun baru untuk menengok ibu. Kita bisa menjaga ibu dan sebaliknya ibu bisa menjagaku juga!"

"Tunggu. Apa kau mulai membutuhkan teman di rumah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun