Lalu, tanaman apa saja kah yang dibudidayakan dengan metode hidroponik?
Cukup banyak. Mulai dari sayuran seperti tomat, bawang merah, paprika, seledri, brokoli, mentimun, pakcoy, selada air, buncis, bayam, sampai pada jenis buah seperti stroberi, anggur, semangka, dan melon.
Keunikan menanam secara hidroponik
Sesuai namanya yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air; dan ponos yang berarti daya, atau kerja, teknik hidroponik mengandalkan aliran air dengan kandungan mineral sebagai nutrisi, serta sinar matahari yang cukup.Â
Dengan kata lain, hal yang menentukan keberhasilan budidaya hidroponik adalah air baku, nutrisi atau pupuk, media tanam, kualitas benih, serta ketersediaan oksigen.
Apa itu air baku?Â
Air baku dimaksud adalah air yang belum dicampur dengan nutrisi, serta bersih. Tidak mengandung kotoran, sampah, patogen, atau zat pencemat lainnya.
Beberapa yang termasuk air baku adalah air hujan, air sumur, air destilasi, air tetesan pendingin ruangan, dan air yang bebas bahan kimia atau racun. Sebaiknya air memiliki zat terlarut tidak lebih dari 220 ppm. Boleh air isi ulang (reverse osmosis) maupun air PAM.
Nutrisi atau pupuk dalam tanaman hidroponik berbentuk cair dan larut dalam udara. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S); serta unsur hara mikro (e, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl).
Meski demikian, kebutuhan unsur hara tanaman adalah berbeda-beda, tergantung jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya.
Bagaimana dengan oksigen?