Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teman Dansa dari Kegelapan

11 April 2024   07:15 Diperbarui: 11 April 2024   07:19 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah berlantai tiga itu hanya ditinggali wanita bernama Suzan. Sejak Dokter Smith, suaminya, meninggal karena kasus pembunuhan, Suzan memutuskan meninggalkan kamar tidur mereka di lantai dua, dan menempati ruang tempat penyimpanan dokumen kerja suaminya di lantai atas.

Dari jemdela kamarnya yang menghadap ke jalan, kamu sering memergoki Suzan mengintip dari balik tirai yang dia buka sedikit. Kamu bertanya-tanya dalam hati, apakah Suzan baik-baik saja? Dan bagaimana dia bisa mengurus dirinya sendirian di rumah besar itu?

Sejauh yang kamu tahu, Suzan mempunyai tiga orang anak dari pernikahan sebelumnya. Mereka sudah dewasa dan tinggal di luar negeri. Tetapi dengan Dokter Smith, dia  sama sekali belum berhasil berketurunan.

Kamu mengingat-ingat kejadian benerapa tahun lalu. Saat proses pemakaman Dokter Smith, tidak satu pun dari ketiga anak Suzan dari suami pertamanya hadir memberikan tanda duka cita. Saat itu Suzan hanya ditemani adik semata wayangnya, Rose.

Dengan niat membantu tetangga, kamu kemudian mengundang warga sekitar untuk membantu Suzan yang malang. 

Disepakatilah bahwa warga akan bergantian menemani Suzan dan bermalam di sana. Siapa saja boleh menyiapkan makanan dan minuman atau mengantarnya memeriksa kesehatan di awal bulan.

Kamu akhirnya menyiapkan jadwal bergiliran dari siapa saja yang rela membantu Suzan. Satu tim terdiri dari tiga orang, empat orang, dan di antaranya ada pula dua orang yang merupakan pasangan suami istri.

Suzan hanya diam dan tidak menanggapi apa-apa saat kamu dan yang lainnya datang untuk membahas masalah ini. Dia sama sekali tidak menunjukkan reaksi senang ataupun keberatan. Mungkin wanita itu mulai dihinggapi perasaan depresi atau semacamnya, pikirmu.

Kamu mencatat, dalam bulan pertama semua tampak berjalan seperti selayaknya. Tidak banyak yang dapat ditunjukkan Suzan dalam interaksinya dengan para penjaga. Suzan tampak tertutup dan kamu masih kerap melihatnya mengintip dari balik jendela kamar.

Semua orang memiliki permasalahan dalam hidupnya. Begitu kamu berpikir. Dan kamu membiarkan saja Suzan terkesan tidak menghargai usaha tetangganya untuk membantunya.

Hingga pada bulan keenam, jumlah orang yang masih bersedia membantu Suzan semakin berkurang dan hanya tersisa sepuluh orang. 

Minggu berikutnya, dua orang yang merupakan suami istri terpaksa kamu coret namanya dari daftar jaga karena sang istri mencurigai suaminya mulai jatuh cinta kepada Suzan.

Di bulan Oktober, bulan kesepuluh kegiatan ini, anggota hanya tinggal tiga orang: kamu, Tuan Foks, dan Merry. Anehnya, Merry yang berusia dua puluh lima tahun terus-terusan  meyakinkan kamu bahwa Suzan kerap berdansa dengan seorang lelaki buron!

Kamu mulai memutar otak untuk meyakini apa yang dikatakan Merry. Kamu sendiri tidak pernah mendengar suara musik yang berasal dari kamar atas saat tengah malam seperti yang dikatakan Merry. Suzan selalu tidur nyenyak semalaman.

*

Meski sulit, pagi itu kamu berhasil membuat Suzan meninggalkan kamarnya. Kamu memasukkan tikus ke dalam kamar pada saat pengantar makanan mengetuk pintu. Suzan mulai terganggu dengan hewan menjijikkan itu dan setuju jika kamarnya dibersihkan.

Sesuai rencana, tim yang kamu siapkan bergegas memperbaiki sambungan kamera pengintai yang dirusak entah siapa sebelumnya. Hanya butuh kurang dari lima belas menit, sementara dua orang lainnya buru-buru mengepel lantai dan menyemprotkan wewangian agar ruangan tampak segar bagi Suzan.

Selama beberapa hari kamu terus memeriksa layar monitor dan benar-benar ingin tahu kalau memang ada penyusup yang masuk ke kamar Suzan.

Kamu mulai merasa sinis terhadap Merry meski kamu menyadari dia sudah membantumu sejak awal dan bertahan sampai hari ini. Dugaan bahwa pembunuh Dokter Smith bebas berkeliaran dan rutin mengunjungi Suzan, dapat berarti serius di pengadilan. Kemungkinan, Suzan juga akan didakwa karena dianggap melindungi pembunuh suaminya sendiri.

Kamu melotot dan melupakan rasa kantuk yang menyerang ketika tiba-tiba di dalam kamar terlihat ada dua orang. Suzan dan pembunuh itu!

"Ya Tuhan, dari mana datangnya penjahat itu? Apa yang mereka lakukan dengan berdansa di tengah malam seperti ini?"

Akhirnya pada April 2024 Anton Phill dan Suzan resmi menjadi tahanan dalam kasus pembunuhan Dokter Smith. 

Ternyata selama ini Suzan tidak mendapatkan cinta secara biologis dari Dokter Smith. Itu sebabnya selama dua belas tahun Suzan tak bisa memberinya keturunan.

Suzan lalu menyusun rencana agar dia dan mantan suaminya bisa tetap berhubungan tanpa diketahui publik. Termasuk membobol bagian atas rumah untuk menghindari saksi mata. Turun dengan helikopter pribadi yang melintas di tengah kegelapan kota Dreamtown.

Usai persidangan, kamu sama terkejutnya dengan saya dan berkata, "Dasar suami istri  tidak waras!"

***

Kota Kayu,  11 April 2024

Cerpen Ika Ayra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun