Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alibi Dokter Grace Alley

8 Februari 2024   08:15 Diperbarui: 8 Februari 2024   08:17 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tolong selamatkan putriku. Aku akan memenuhi keinginmu."

"Hmm? Aku tidak punya keinginan apapun."

"Kumohon! Dia lebih berharga dari hidupku!"

"Kau bahkan mengambil suami yang aku cintai. Lupa?"

"Aku akan mengembalikan milikmu, asalkan putriku bisa selamat!"

Terdengar langkah kaki menjauh, suara pintu yang dibuka, lalu segera ditutup kembali, diikuti hempasan tubuh ke sofa.

*

Tiara menyimpan sepenggal percakapan usang ini, sampai dia berusia tujuh belas tahun. Dia sulit melupakan tekanan suara ibunya saat itu, memohon agar dokter Grace Alley mau menyelamatkan hidupnya. 

Operasi bedah saraf berjalan lama dan menegangkan. Namun ketika dokter nyentrik itu menemui ibunya, sebuah kelegaan disertai rasa syukur terucap berkali-kali. 

Sejak peristiwa itu, dan selama proses pemulihan, dia sering melamun memikirkan mengapa ayahnya kemudian meninggalkan dia dan ibunya? Sebenarnya apa arti percakapan yang didengarnya saat itu?

Dia merasa dirinya masih terlalu kecil dan tidak memahami semuanya. Dia baru berusia hampir sebelas tahun saat itu. Apalagi semua orang tampak fokus pada jahitan di wajahnya serta sebelah kakinya yang patah.

Lebih buruk lagi dia harus putus sekolah karena  menjalani terapi dalam waktu yang lama. Kunjungan siapa pun pada akhirnya akan membuatnya kembali merasa sunyi. Setiap waktu dia mendengar irama jarum jam di dinding dengan bosan, sampai ibunya muncul dengan wajah sedih.

Dia tahu ibunya sangat mencemaskan dirinya. Wanita yang dicintainya itu merawatnya tanpa rasa lelah. Seringkali saat matanya memejam seperti orang tertidur, dia mendengar ibunya menangis di sisi tempat tidur. Dia penasaran mengapa ibunya begitu sedih, tetapi jika dia bertanya, mungkin ibunya akan terluka.  

Barulah dia menemukan titik terang masalah ini. Saat ulang tahunnya ke tujuh belas. Seorang tetangga berbisik hati-hati ke telinganya. 

Dia mengerutkan alisnya setelah mendengarkan. Dia tak percaya ayahnya menikahi dokter Grace Alley sebelumnya.

Dia merasakan hidupnya telah ditukar. Ibunya melepaskan ayahnya demi sebuah perjanjian. Dan karena itulah ibunya selalu menangis di sisi tempat tidurnya. Ya Tuhan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun