Kota Lovtown memamerkan kecantikannya pagi itu. Semua orang menjadi senang dan bergairah. Mereka melakukan aktivitas dengan senyum lebih cerah.
Setelah  membersihkan diri dan benar-benar wangi, kukenakan dress motif bunga-bunga lotus serta mantel warna putih yang sebenarnya jarang kupakai.Â
Seperti beberapa pakaianku lainnya, mantel ini adalah pilihan Sunny pula.  Suamiku senang memilih sesuatu untukku, dan aku selalu merasa spesial saat memakainya.Â
Aku dan Sunny menikah hampir tujuh tahun yang lalu. Saat itu pesta berlangsung sederhana dan hanya dihadiri keluarga serta sahabat dekat.Â
Ada satu hal yang kusukai dari Sunny. Dia paham betul bagaimana memanjakan istri. Seolah kebiasaan mama merasuk ke dalam dirinya.Â
Kadang sebelum tidur, aku memandangi wajahnya dengan penuh rasa cinta. Sunny pasti lelah karena bekerja seharian. Meaki begitu dia masih berusaha menyenangkan hatiku dengan perlakuan-perlakuan kecil. Kadangckadang menyisir rambutku sebelum tidur. Beberapa kali dia memasak mie hangat saat aku menginginkannya tengah malam.
"Kita ke toko tanaman, ya Pak," kataku mengingatkan sais kereta. Lelaki tua berbadan gemuk itu mengangguk tanpa berkata apa-apa.
Sebenarnya aku sudah tidak sabar dengan rencanaku. Beberapa bunga yang kutanam mati. Itu karena keteledoranku memperhatikan pergantian musim dan sama sekali tak ingat tentang penyemprot hama.
Angin berembus pelan dari sisi kereta yang kutumpangi. Aku menikmati pemandangan orang-orang bersepeda, juga nenek tua yang berjemur di depan tokonya.Â
Mataku menemukan gadis kecil berusia empat atau lima tahun yang berjalan bersama ibunya. Dia memakai dress pendek  dengan rambut coklat yang dikuncir. Tampak imut dan lucu.