Tetapi pagi yang cerah tiba-tiba menjadi buruk karena hidung menguar panas. Apakah itu pertanda saya sebegitu terganggu? Seberat itukah dampaknya?
Saya terus merenung dan introspeksi diri.Â
Beberapa hari sebelum ini, saya sempat mengisi survey dari Kompasiana. Di sana saya menitipkan masukan agar admin memperhatikan kasus plagiat yang terjadi beberapa kali di kategori Bola. Lalu, apakah saya sendiri seorang pelaku salin-tempel karya orang lain?
Sejak awal bergabung di "rumah bersama" ini, saya memang menayangkan karya cerpen sebelum akhirnya diselingi artikel parenting atau lainnya. Tujuan saya untuk menyumbang literasi bagi adik-adik di bangku sekolah, sebagaimana dulu saya sangat senang membaca novel ataupun cerita pendek di perpustakaan. Tak sedikit pun saya mengetahui tentang adanya K-reward meski selama setahun penuh kemudian saya mendapatkannya. Apalah lagi hal mengakui karya orang lain sebagai karya saya?
Meskipun dua Kompasianer senior berulang mengingatkan saya untuk membuat Kumcer, saya sadar tidak bisa membuat seseorang sekonyong-konyong percaya, terkecuali mereka yang terbiasa membaca cerpen saya dan mengatakan saya mempunyai ciri khas. Seperti kata pepatah: tak kenal maka tak sayang.
Alhamdulillah, beberapa sahabat Kompasianer memberikan dukungan agar saya tetap semangat dan tidak terbeban dengan masalah ini. Mereka tulus meluangkan waktu untuk menyimak cerpen Hantu di Sekolah Tua Rensow dengan naskah asli The Beauty of Simplicity by Kraut Kopf. Sekaligus mereka memberikan beberapa catatan berharga.
Nah, jika di antara Anda ada yang menyukai gaya bertutur yang sama dengan saya saat menulis cerpen, berikut tips agar pembaca tidak mudah menduga Anda plagiat:
- Hindari penggunaan sudut pandang (POV) yang sama dengan sumber inspirasi cerpen
- Hindari pula kesamaan tempat, nama tokoh, serta detil lainnya
- Ciptakan alur yang berbeda dan kuat
Wasana kata
Sebenarnya saya cukup banyak menulis cerita dengan gaya terjemahan. Beberapa Kompasianer pernah bertanya dalam percakapan pribadi apakah karya ini asli? Tetapi mereka bertanya dengan hati-hati dan sopan.
Kali ini saya merasa ada yang menohok tanpa pernah saling kenal sebelumnya. Sebuah pelajaran berharga di hari jadi yang ke-3 tahun sebagai Kompasianer.Â
***
Koya Kayu, 17 Oktober 2023