"Tetapi kau tidak bisa menghubungkan imajinasimu dengan apa yang sudah kau baca itu."
Anya berpikir sejenak. "Tentu aku akan berlatih!"
"Tidak bisa. Kau melupakan apa yang orang-orang sebut bakat!"
Anya terdiam.Â
Aku mengamati wajahnya. Dia tidak terlihat akan menangis seperti saat sekolah dulu, saat Brad melemparinya dengan laba-laba karet.
"Apakah tadi aku mengatakan lebih seru?"tanyanya. "Mengapa kau jadi sewot?
Berapapun angka yang kau temukan, semua itu tidak benar-benar nyata dan seseorang tidak akan menyentuhnya. Kita mempelajari hal-hal yang dihasilkan hanya oleh hitungan.Â
Kau sendiri menganggapnya seperti apa?"
Kini giliranku terdiam.
*
Anya telah berubah. Sekarang dia berbeda dari yang dulu. Dia bukan lagi gadis pendiam dan penakut di sekolah.Â