"Seorang anak adalah karunia yang besar, yang dititipkan kepada suami-istri yang dipilihNya. Kita harus bersabar dan berbesar hati..." begitu kalimat yang sering dia ucapkan.
Saat kami berbaring di bawah selimut dan suamiku sudah tertidur, aku masih memandangi cahaya lilin yang menyala temaram di dalam kamar. Pikiranku melayang-layang tak tentu arah, sampai akhirnya bisa terpejam dan dibuai mimpi.
Ibu mertuaku sudah pulang sejak bulan lalu dan berharap aku sudah lebih baik dari sebelumnya. Tapi beberapa pekerjaan yang ditinggalkannya aku belum juga membereskan.Â
Tumpukan handuk teh masih tergeletak di kursi yang biasa diduduki almarhum suamiku saat melanjutkan pekerjaannya. Juga pakaian bayi kami di dalam keranjang, menunggu untuk dibawa ke mesin cuci.
Aku tidak boleh begini terus.Â
Allah sudah memberikan orang-orang yang terbaik dalam hidupku. Aku harus menjaganya dengan baik, dan jangan terpuruk karena kesedihan.
***
Kota Kayu, 7 April 2023
Cerpen Ayra Amirah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H