Aku sengaja memilih layanan pribadi meski dengan harga beberapa kali lipat.Â
Sepanjang rute perjalanan kau tak lagi banyak berceloteh seperti biasa. Kau berkali-kali tersenyum sambil bergantian memandang antara bangunan-bangunan di sepanjang kanal dan wajahku yang diembus angin.Â
Rupanya tak cukup kau merekam semuanya dalam ingatanmu dan kamera yang dibawa. Kau juga menulis setiap detail dalam diary-mu.
Aku beberapa kali memotret jembatan Rialto yang menjadi kebanggaan warga sekaligus menyimpan kisah mistis di baliknya. Juga deretan bangunan sepanjang kanal dan aktivitas di atas air.
Sungguh empat puluh menit tak pernah terasa lama saat kita berada di sana.Â
Pada jam makan siang aku mengajakmu beristirahat di salah satu restoran. Dan lihat ini, kutemukan kau juga menuliskannya:Â
Pernah mencicipi Prosecco?
Prosecco adalah anggur putih yang berlainan dengan sampanye (champagne). Yang kedua ini saat mereka memproduksinya, ragi diberikan di dalam botol. Tetapi anggur putih khas Italia dibuat dengan lebih ringkas, mencampurkan ragi di dalam tangki lalu pekerja membotolkannya. Itulah mengapa sampanye memiliki harga kebih mahal.
Itu benar.Â
Dan waktu itu kita baru memahami lebih jauh, dan memilih jenis Extra Brut yang berarti jenis yang sangat kering (manis) dengan kandungan karbohidrat tinggi.
Meski begitu mereka mengatakan Prosecco dapat dibawa dalam menu diet karena hanya mengandung rata-rata 90 kalori dalam setiap gelas (125 ml).
*
"Halo?" sebuah suara lembut bernada khawatir dalam handphone.