Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Kita Terukir di Venesia

4 Maret 2023   16:15 Diperbarui: 5 Maret 2023   15:14 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai sebuah diary biru muda kutemukan dalam laci di bawah kotak perhiasanmu. 

Aku membacanya kata demi kata, kalimat demi kalimat, lembar demi lembar. 

Terbayang bagaimana keceriaanmu menghangati kebersamaan kita selama pernikahan. 

Tiba-tiba aku merasa diriku begitu jahat karena melepaskanmu demi mendapatkan kebahagiaanku sendiri. 

Jika posisi kita ditukar, apakah aku bisa menerima ketika cinta yang dulu kita perjuangkan, kau campakkan begitu saja? 

Lihat pada lembar pembuka:

Ucapan terima kasih kepada my lovely hubby untuk bulan madu ke kota yang sangat romantis.

Dia adalah lelaki terbaik yang berjanji akan menjaga cinta kami sampai mati. Dia benar-benar ingin membahagiakanku, dan salah satunya dengan trip ini.

Saya memilih Italia yang saya impikan sejak remaja karena keindahannya yang menakjubkan.

Ternyata, selain dijuluki "Kota Air", Venezia juga memiliki nama lain yaitu “La Dominante”, “Serenissima, “Kota Jembatan, “Kota Terapung", dan "Kota Kanal”. 

Mengapa begitu banyak nama yang diberikan kepada kota ini? Itu karena Venezia dibangun di atas pulau kecil yang terhubung oleh 150 kanal dan lebih dari 400 jembatan serta banyak trotoar. Wow!

Restoran-restorannya tersedia di mana pun kamu berada. Pizza, pasta, dan spaghetti yang menggugah selera. Cita rasa Italia yang tidak pernah didapatkan di tempat lainnya meski dengan menu yang sama!

Fakta lainnya yang membuat saya terkaget-kaget saat melihat daftar menu adalah, harga makanan cenderung mahal untuk para backpacker wkwkwk!

Aku terus membaca isi diary-mu. Hingga akhirnya aku terbawa ke masa lalu waktu itu. 

*

Kedua tanganmu melingkar manja di leherku, tersenyum bahagia dan berkata, "Julia adalah istri yang sangat beruntung. Tapi Julia sungguh tak sabar ingin tahu bagaimana rasanya naik gondola di musim semi. Ayolah, Abang ..." Lalu kau menarikku seperti anak kecil. 

Sedikit pun aku tak merasa risih. Justru aku menjadi spesial rasanya. Sesuatu yang sekarang tak bisa kunikmati lagi tentunya.

Menaiki gondola adalah hal wajib karena merupakan salah satu wisata ikonik setempat. Dan kita mungkin akan sangat langka berkesempatan menaikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun