Dia adalah gadis yang menarik perhatianmu akhir-akhir ini. Kamu menemukannya belum lama ini, pada sebuah buku dalam kotak kado ulang tahunmu. Saat kamu membaca kartu nama di sana, kamu langsung tersenyum. "Selamat ulang tahun, putri mama tercinta."
Begitulah. Pada setiap malam sesudah mengerjakan PR, kamu meraihnya dari rak buku, membawanya ke atas tempat tidur, lalu mulai membacanya sambil mengulum cokelat pemberian sahabatmu.
Ketika kamu membacanya, imajinasimu seperti terseret ke dalam dunia fantasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Windu, nama gadis itu. Kamu bertemu dengannya pertama kali di suatu hamparan rumput yang ditumbuhi bunga-bunga liar.Â
Di kota megapolitan, kamu belum pernah melihat kupu-kupu secara nyata. Tetapi di tempat itu, kamu menyaksikan kupu-kupu beterbangan dengan riangnya.
Ternyata gadis bernama Windu itu, seusia denganmu, namun dia sama sekali tidak mengenal apa itu sekolah.Â
Ketika kamu mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasmu, dia juga merasa sangat asing. Sungguh mengherankan, ternyata dia sama sekali tak tahu caranya membaca.
Namun, Windu adalah gadis baik dan cantik. Itulah sebabnya kamu suka berada bersamanya sepanjang hari. Kamu berjanji di dalam hati, akan membantunya tentang ini.
Kamu lalu mengajaknya beristirahat di bawah pohon Angsana, lalu mulai mengajarinya membaca sedikit demi sedikit tulisan yang ada di bukumu.Â
Windu tampak antusias. Dia mengikuti bagaimana kamu menyebutkan huruf-huruf itu. Satu demi satu huruf afpabet dihafalnya dengan cepat.Â