Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sisi Baik dan Kelebihan Menulis Cerpen dengan Gaya Terjemahan

16 Oktober 2022   06:46 Diperbarui: 16 Oktober 2022   07:14 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu malam, seorang sahabat bertanya via perpesanan,"Kuperhatikan, cerpen Mbak Ayra banyak yang setting ceritanya luar negeri. Apakah ada alasan khusus?"

Saya pun menjawab, "Kebetulan, gambar ilustrasi yang menginspirasi saya, tentang negara luar. Alasan lainnya, sepertinya ini efek semasa remaja. Saya suka membaca Lima Sekawan-nya Enid Blyton."

"Sama, aku juga sukaaa.. Enid Blyton!" dia mengakhiri pesan singkatnya.

Esok siangnya, dengan sopan dan permohonan maaf, seorang senior bertanya, juga lewat perpesanan pribadi, "Apakah cerpen 'Buku-buku Bodoh' memang karangan Mbak Ayra, bukan terjemahan? Soalnya, cara bertuturnya mirip karangan orang luar..."  

Mengapa sebagian penulis memilih gaya terjemahan?

Suka. Ini adalah alasan utama penulis memilih gaya terjemahan dalam cerpen yang dibuat. 

Begitu pula dengan saya yang semasa remaja banyak membaca cerita detektif terbitan luar Indonesia, lalu jatuh cinta dengan bahasa penulisnya.

Memang, tidak semua orang yang membaca cerita detektif terjemahan akan langsung jatuh cinta. Sebab masih banyak unsur lain yang menarik untuk diterapkan.

Menulis cerpen dengan gaya terjemahan sudah saya lakukan setahun yang lalu. Jadi bukan Buku-buku Bodoh yang pertama kali saya buat. Beberapa di antaranya: 

Baca juga: Buku-buku Bodoh

Lelaki yang Membawa Lentera
Pesta yang Terlambat
Misteri Kematian Tuan Grey
Nyala Lilin dan Wanita di Kamarnya

Silahkan di-klik untuk membaca, yaa...

Dan ternyata, beberapa Kompasianer lainnya juga melakukan hal yang sama. Sebut saja Fitri Manalu dengan Apa yang Harus Kulakukan Terhadap Tuan Aiden, Lilik Fatimah Azzahra dengan Misteri Potongan Rambut dalam Laci, dan Syahrul Chelsky dengan Homme. 

Alasan lain, penulis dapat mengaktualisasi idenya ke dalam dimensi yang berbeda. kondisi geografis, budaya, bahkan fakta menarik lainnya yang terjadi di negara lain. 

Mungkin kamu akan berpikir, menulis cerpen biasa saja sudah memerlukan skill tertentu yang tidak dikuasai semua orang, apalagi menulis dengan gaya terjemahan yaa...hehehe

Setiap penulis cerita, pasti memiliki keunikan dalam menyampaikan ide ataupun kritik sosialnya melalui cerpen.

Di luar gaya terjemahan, ada pula gaya roman, dimana penulis banyak menggunakan kata kiasan sehingga dia dinilai puitis. Namun ada pula penulis yang memenuhi karyanya dengan kata-kata kasar dan emosional.

Sebenarnya, adakah sisi baik menulis cerita dengan gaya terjemahan?

Tentu saja ada. 

Pertama, penulis merasa tertantang untuk menyuguhkan bacaan dengan selera dia, tetapi juga disukai pembacanya. 

Tantangan seperti ini akan mendorong penulisnya berkembang. Dengan kata lain, dia semakin kreatif menggali potensi dirinya. Sebuah cerita yang dangkal, mudah sekali menimbulkan rasa bosan, bahkan pada beberapa paragraf awal.

Kedua, penulis dapat menarik pembaca ke dalam cerita tanpa terkesan memaksa. Perasaan empati mudah diberikan melalui deskripsi di dalamnya, bukan melalui tanda baca atau diksi yang kasar. 

Ketiga, lebih ekslusif sebab nuansa cerita di dalamnya tidak mudah diraba pembaca. Hal ini dapat dipahami karena nilai budaya setiap bangsa tidak sama dan memiliki kekhasannya sendiri.

Keempat, pesan yang diinginkan penulis tidak terkesan menggurui. Pembaca akan membuat sendiri simpulannya, tanpa perlu merasa disindir dan sebagainya.

Kelima, mengandung unsur humor meski sebenarnya tidak dikemas demikian. Saya kira inilah alasan mengapa cerita terjemahan tidak mudah dilupakan pembacanya walau bertahun-tahun kemudian.

Keenam, cerita terjemahan dapat membuka wawasan pembacanya. Selain itu, adik-adik pelajar menjadi lebih tertarik mempelajari bahasa asing.

Ketujuh, saya juga menyukai gaya terjemahan karena keindahan kalimat demi kalimatnya. 

Ini mungkin subjektif, karena menyangkut nilai rasa. 

Bagi saya cerita terjemahan menjadi unik bila disandingkan dengan bahasa yang biasa kita gunakan sehari-hari.

Bagaimana teknik menulis cerpen dengan gaya terjemahan?

Struktur pembentuk cerpen dengan gaya terjemahan, sama dengan cerpen yang biasa kita temukan. Terdiri dari pengenalan masalah (abstrak), latar cerita (orientasi), masalah (komplikasi), evaluasi, resolusi, serta amanat (koda).

Yang membedakan hanyalah latar tempat yang mengambil budaya dan lokasi negara lain, serta gaya bahasa penulis seakan-akan menerjemahkan cerita ke dalam bahasa Indonesia.

Perbandingan cerpen biasa (berbahasa Indonesia) dengan gaya terjemahan dapat saya contohkan di antaranya:

Di desa itu, nama tuan Peter tidak benar-benar dikenal oleh semua orang. Namun keanggunan Rose terdengar ke seluruh penjuru desa.

Bandingkan:

Meski sebenarnya mereka suami istri, tidak semua warga mengenal Pak Pur, suaminya, tapi mereka semua tahu Mbak Rumi adalah sinden yang paling cantik di desa ini.

Atau,

"Pagi yang indah, Sherlick. Adakah sepotong sandwich kausisakan untukku?" Jhon menyeruak masuk lalu menghempaskan tubuhnya di atas sofa.

Bandingkan:

"Selamat pagi, Susi. Masih ada nasi goreng? Aku lapar karena belum sarapan..." kata Jaenal yang tiba-tiba masuk tanpa mengucapkan salam.

Nah, tertarik mencoba gaya terjemahan dalam cerpen yang kamu buat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun