"Apakah Tante Ann benar-benar akan datang ke sini?" tanyanya, sambil memainkan ujung rambutnya yang dikuncir dua. Wajahnya sama sekali tidak mirip pria itu, mungkin mirip dengan almarhum ibunya.
"Sabar ya Sayang, Ayah akan mengenalkannya padamu," sahut pria itu.
Dan nona Ann memang datang tidak lama kemudian, lalu mereka pergi bersama setelah menyetujui membeli bunga Ajisai dalam pot besar.Â
Hydrangea adalah nama latin bunga ini yang berarti mangkuk air. Ketika nona Ann bertanya apa warna bunganya, pria itu menjawab warnanya tergantung tanah tempatnya tumbuh. Bisa ungu, biru muda, atau pink.
Aku tersenyum lebar dan membenarkannya. Itulah mengapa orang-orang menganggap Ajisai sebagai tanda kesuburan. Banyak pasangan baru yang membelinya dengan harapan mereka bisa cepat mempunyai keturunan.
Hmm... sepertinya ini bukan yang pertama kalinya seseorang menemukan jodohnya di rumah bunga milikku. Lalu bagaimana denganku sendiri?
Ah, bukankah jodoh datang pada waktunya?
Ketika aku berpikir begitu, tiba-tiba mataku menangkap sosok laki-laki berkacamata di bagian pojok, dekat anakan pinus (matsu).Â
Apa dia sedang mengawasiku?
"Rein?" seruku saat dia mendekat dan membuka topinya.
***