Hidup saya berubah. Benar-benar berubah.
Setiap hari, saya tidak lupa membuka "pintu" yang saya sematkan pada layar utama ponsel. Dengan akun yang saya miliki, saya mulai menorehkan rute literasi sederhana.
Selain mendapatkan banyak wawasan, informasi, pastinya saya mendapat banyak sahabat  di sini. Sebut saja yang mula-mula hadir adalah Mbak Ari Budiyanti, Teh Yana Haudy, Mastah Budi Susilo, Mbak Hennie Triana, Mbak Siska Artati, Pak Katedrarajawen, dan tentu saja duo maestro Ayah Tjiptadinata Effendi dan Bunda Roselina.
Hidup yang lebih baik adalah...
Sebagai seorang yang mudah sekali bosan, kegiatan menulis di Kompasiana telah memberi saya solusi. Hidup saya menjadi lebih baik.
Menulis berpengaruh pada kontrol emosi
Jangan kaget.Â
Menulis, seperti diketahui, mempunyai aturan tertentu untuk bisa selesai dan tersaji secara indah dan menarik. Baik itu tulisan ilmiah, opini, lebih lagi kanal fiksi.
Menulis bukanlah kegiatan serampangan yang dilakukan membabi-buta. Di dalamnya termuat kaidah bahasa dan tata cara yang berjalan seirama nuansa hati. Maka tidak heran banyak yang mengatakan menulis memerlukan suasana tenang dan mood yang bagus.
Menulis, melatih kesabaran karena apa yang dituangkan harus disusun secara runut, teratur dan jelas. Tanpa tiga hal ini, mustahil pembaca akan memahami maksud dari tulisan.Â
Untuk itu, dalam bimbingan menulis di sekolah, siswa diajarkan untuk membuat kerangka karangan. Diperkenalkan apa itu pikiran utama dan apa pula pikiran penjelas.
Menulis dapat melatih insting
Jika para penulis ditanya, mengapa dia bisa mempunyai ide demikian dalam tulisannya? Atau, mengapa semua hal dapat dijadikan bahan tulisan olehnya? Jawabannya, seorang penulis telah terlatih insting dan kepekaan terhadap apa yang dialami, dilihat, dan didengarnya.
Semakin sering dan semakin banyak menulis, berarti seseorang sudah mengasah bagaimana dia memilih sudut pandang tulisan. Tidak heran, satu topik yang sama dapat melahirkan puluhan bahkan ratusan judul dari para Kompasianer.
Menulis membuat mencintai buku
Berapa banyak buku yang dimiliki seseorang sebelum dia aktif menulis?