Misal, tokoh A mempunyai watak bengis dan temperamental. Tokoh B mempunyai watak cerdik dan banyak ide. Tokoh C adalah figuran yang tidak begitu nampak.
Berbeda dengan karya fiksi novel yang mencakup beberapa konflik di dalamnya, jumlah tokoh dalam cerpen terbatas dua sampai tiga orang saja menyesuaikan permasalahan yang dibahas lebih dekat dan sempit.
Kamu bisa menggali dan menentukan watak tokoh cerita sampai terlihat kontras satu dengan lainnya. Biasanya si antagonis akan sangat klop dengan tokoh protagonisnya.
3. Menentukan sudut pandang
Jika kamu perhatikan, penulis cerpen ada yang berdiri sebagai aku, kamu, dan ada pula sebagai orang ketiga.Â
Kamu bisa mencoba ketiga jenis tersebut, dan menemukan posisi paling nyaman bagi pembaca.
4. Menentukan latar tempat atau waktu
Latar adalah keterangan tempat atau waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan.
Jika kamu ingin menyampaikan cerita yang membangkitkan semangat kemerdekaan dan cinta tanah air, misalnya, maka kamu bisa membuat cerita dengan latar/suasana pada zaman perjuangan ketika melawan penjajah. Ini disebut latar waktu.
Contoh lain, jika kamu ingin menyentuh hati pembaca dengan cerita tentang penderita sakit paru-paru, maka latar tempat yang digunakan adalah rumah sakit tempat pasien dirawat; atau lingkungan tinggal penderita yang terpapar polusi/pencemaran udara. Bisa lingkungan pergaulan dengan perokok berat, pabrik bahan kimia, ataupun lokasi tambang. Ini adalah latar tempat.
Sebagian dari cerpen memberikan gambaran tempat atau waktu untuk menambah kekuatan cerita. Demikian disebutkan dalam Orkestrasi Teori dan Pembelajarannya (2018) karangan Emzir dkk.Â
Latar cerita menjadi penentu seberapa detail seorang pengarang mampu mendeskripsikan tiap bagian ceritanya. Bisa juga berupa kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan politik.Â