Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Cara Mudah Menulis Cerpen

3 September 2022   05:48 Diperbarui: 4 September 2022   13:30 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis cerpen (Sumber: shutterstock)

Apa kabar, Sahabat? Apakah kamu suka membaca cerita pendek (cerpen)? 

Jika dulu kamu membaca cerpen lewat majalah remaja, saat ini kamu bisa menikmatinya dari gawai saja.

Belakangan memang ramai sekali postingan cerpen di berbagai platform. Bahkan kompetisi menulis cerpen bertaburan setiap hari di media sosial.

Cerpen adalah cerita fiksi berbentuk prosa yang selesai dibaca dalam sekali duduk (tidak lebih dari satu jam). Dengan 500 sampai 10.000 kata, pembaca sudah bisa menemukan konflik, koda/anti klimaks dan amanat yang terkandung di dalam cerita yang dibacanya.

Sejatinya, cerpen berisi pesan moral (amanat) kepada khalayak pembacanya. Tetapi tidak jarang juga cerpen lebih menekankan unsur menghibur. Begitu selesai membaca cerpen, orang akan merasa semangat bahkan rileks.

Nah, jika kamu seorang pemula dan tertarik mempelajari bagaimana cara mudah menulis cerpen, simak beberapa langkah berikut ini:

1. Menemukan ide cerita 

Yup! Ide cerita akan menjadi batas kamu berkisah. Dan menarik tidaknya cerita yang kamu buat, tergantung dari ide yang kamu tentukan. 

Ide cerita, penderita sakit paru-paru di rumah sakit [1] dan kisah pacar yang menembak mati pacarnya [2]; manakah kira-kira yang lebih disukai pembaca?

Tapi tunggu, banyak juga ide yang menarik, jika tidak diiringi kemampuan yang memadai, justru membuat pembaca merasa bosan. 

Nah, kamu bisa menyiasati dengan langkah berikutnya.

2. Menentukan penokohan

Penokohan dalam cerita pendek bisa dipahami sebagai watak masing-masing tokoh cerita. 

Misal, tokoh A mempunyai watak bengis dan temperamental. Tokoh B mempunyai watak cerdik dan banyak ide. Tokoh C adalah figuran yang tidak begitu nampak.

Berbeda dengan karya fiksi novel yang mencakup beberapa konflik di dalamnya, jumlah tokoh dalam cerpen terbatas dua sampai tiga orang saja menyesuaikan permasalahan yang dibahas lebih dekat dan sempit.

Kamu bisa menggali dan menentukan watak tokoh cerita sampai terlihat kontras satu dengan lainnya. Biasanya si antagonis akan sangat klop dengan tokoh protagonisnya.

3. Menentukan sudut pandang

Jika kamu perhatikan, penulis cerpen ada yang berdiri sebagai aku, kamu, dan ada pula sebagai orang ketiga. 

Kamu bisa mencoba ketiga jenis tersebut, dan menemukan posisi paling nyaman bagi pembaca.

4. Menentukan latar tempat atau waktu

Foto ilustrasi: Gischa Prameswari|kompas.com
Foto ilustrasi: Gischa Prameswari|kompas.com

Latar adalah keterangan tempat atau waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan.

Jika kamu ingin menyampaikan cerita yang membangkitkan semangat kemerdekaan dan cinta tanah air, misalnya, maka kamu bisa membuat cerita dengan latar/suasana pada zaman perjuangan ketika melawan penjajah. Ini disebut latar waktu.

Contoh lain, jika kamu ingin menyentuh hati pembaca dengan cerita tentang penderita sakit paru-paru, maka latar tempat yang digunakan adalah rumah sakit tempat pasien dirawat; atau lingkungan tinggal penderita yang terpapar polusi/pencemaran udara. Bisa lingkungan pergaulan dengan perokok berat, pabrik bahan kimia, ataupun lokasi tambang. Ini adalah latar tempat.

Sebagian dari cerpen memberikan gambaran tempat atau waktu untuk menambah kekuatan cerita. Demikian disebutkan dalam Orkestrasi Teori dan Pembelajarannya (2018) karangan Emzir dkk. 

Latar cerita menjadi penentu seberapa detail seorang pengarang mampu mendeskripsikan tiap bagian ceritanya. Bisa juga berupa kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan politik. 

Tetapi ada pula cerpen yang tidak memerlukan latar cerita. Biasanya berupa kisah kegalauan atau patah hati.

5. Menentukan plot/alur cerita

Plot/alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerpen. Bagaimana pengenalan tokoh cerita, konflik, sampai antiklimaks yang sifatnya tunggal. Tidak bercabang seperti halnya pada novel, dan tidak bertele-tele.

Pada cerpen tertentu, alur cerita tidak tampak menonjol. Tetapi pada cerpen lainnya lagi, alur cerita lah yang menjadi kekuatan sebuah cerita. 

Pembaca akan terkesan bagaimana peristiwa demi peristiwa bisa membentuk akhir cerita yang menarik hatinya. Bahkan akan diingatnya terus dalam waktu yang lama.

6. Gaya bahasa

• Masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan
• Pria itu pencopetnya, dia pelakunya, dia yang mengambil dompet saya
• Dasar tidak becus! Kalau tidak bisa mengerjakan ini, apa kamu hanya akan jadi sampah di sini?

Salah satu yang menarik perhatian pembaca, termasuk saya, adalah gaya bahasa penulisnya. Gaya bahasa disebut juga dengan majas. 

Jika kamu amati, di antara cerpen yang kamu baca ada yang untaian kalimatnya memukau dan menimbulkan decak kagum. Ini adalah salah satu unsur intrinsik yang membuat orang tertarik membaca cerpen.

Jadi, tujuan penggunaan majas selain untuk mendapatkan perasaan emosional terhadap apa yang mereka baca, juga menimbulkan nilai estetis tersendiri. 

Penulis cerpen yang sangat terlatih, memiliki gaya bahasa yang menarik bahkan mengikat pembacanya menjadi penggemar. 

Tetapi ini adalah keterampilan yang harus terus diasah. Jadi, jika kamu adalah pemula, jangan ragu untuk terus berlatih, yaa.

7. Menentukan amanat cerpen

Karya sastra lama seperti novel dan termasuk juga cerpen, lahir untuk menyampaikan kritikan atau pesan sosial kepada masyarakat. 

Maka, serasa tidak sempurna jika cerpen yang kamu tulis tidak memiliki amanat untuk orang yang membacanya, bukan? Karya sastra ini akan terasa hambar dan tidak meninggalkan kesan mendalam.

Amanat adalah nilai pelajaran yang bisa diambil oleh pembaca. Jika penulis cerpen menyampaikan secara langsung pesannya, disebut amanat eksplisit. Sedangkan amanat yang harus disimpulkan sendiri oleh pembacanya disebut amanat implisit.

Menulis cerpen bagi pemula

Seperti halnya melakukan aktivitas baru lainnya, kamu pasti dihinggapi perasaan ragu, tidak yakin, takut, cemas, dan tidak percaya diri saat menulis cerpen.

Jangan khawatir, terus saja mulai pekerjaan ini. Jadikan sebagai bagian dari hobi literasi kamu. Terus latih dan eksplor kemampuan kamu. Tidak ada orang yang ahli di semua bidang tanpa berlatih dan bekerja keras, bukan?

Dengan menulis cerpen, kamu bisa menuangkan ide-ide yang selama ini terpenjara, bisa menginspirasi orang lain, dan pada gilirannya kamu tahu bagaimana orang lain mengapresiasi karya-karyamu. Wow, asyik bukan?

Selamat mencoba, yaa.

***

Kota Kayu, 3 September 2022

Ayra Amirah untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun