Selama pekan terakhir, kami membagi tugas siapa-siapa yang akan melakukan persiapan menyambut sang maestro. Harapan kami, jumlah personil yang tidak seberapa tetap dapat menghadirkan kehangatan dan kesan mendalam untuk beliau berdua.
Acara yang berlangsung pada Sabtu, 27 Agustus 2022 tersebut menjadi istimewa karena sang maestro mengajak kami menyanyikan lagu nasional Tanah Airku secara bersama-sama. Bukti bahwa keberadaan beliau di negeri orang, tak menyurutka rasa cinta kepada tanah air Indonesia.Â
Oya, satu hal yang tidak luput dari perhatian saya, Ayah Tjipta selalu memakai kemeja batik meskipun sebenarnya beliau berasal dari Padang, Sumatera Barat.Â
Saya sempat bertanya tentang hal ini, dan dijawab oleh Bunda Roselina bahwa Ayah Tjipta sangat suka dengan batik. Di Australia sana, Ayah Tjipta juga memakai kemeja batik. Dan para bule sangat suka melihat batik yang beliau kenakan.Â
Hmm, ini artinya sang maestro layak didaulat menjadi duta budaya, bukan?
Kompasianer Siska Artati menyampaikan tiga buah pantun selamat datang.Â
Lalu dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Kompasianer Ali Musri Syam yang mengapresiasi cinta sang maestro kepada istri tercinta, Bunda Roselina.
Tidak lupa diserahkanlah cenderamata istimewa dan sang maestro menerimanya penuh rasa haru.
Dalam kesempatan yang baik ini, Ayah Tjipta dan Bunda membagikan buku-buku karya sang maestro yang sangat sukses pada masa dirilisnya. Saya sendiri memilih tiga buah buku, dan mendapat tambahan buku karya antologi puisi dari Kompasianer Ali Musri Syam. Terima kasih banyak.
Acara berlanjut dengan santap siang hidangan dari rumah makan Padang yang merupakan rekomendasi terbaik di kota Samarinda.
Diikuti bincang-bincang hangat tentang dunia kepenulisan dan membubuhkan tanda tangan pada buku yang kami terima.Â