Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesawat untuk Ibu

2 Juli 2022   06:17 Diperbarui: 2 Juli 2022   06:28 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat untuk Ibu|foto: Behance/Pinterest

Tolong beri hak kepada anak lelaki untuk memeluk ibunya, menyentuh wajah halusnya, dan merayu supaya dibuatkan omlet telur dengan kacang polong.

Mungkin sangat tidak mirip ketika seorang ayah membacakan buju cerita untuk anaknya, ketimbang suara ibu yang lembut dan merdu.

Seorang ayah bisa saja mengambilkan sepiring makanan dari dapur dan meletakkannya di hadapan anak lelakinya dengan sedikit hentakan.

Apakah kalian pernah membayangkan seorang ibu yang meletakkannya dengan lebih pelan dan sebaris kalimat dari surga?

"Ayo makanlah, ibu sudah buatkan roti dengan salad kentang kesukaanmu. Kau harus tumbuh kuat untuk bisa menjaga ibu..."

Atau...

"Ini, Sayang, makanlah. Atau sebaiknya ibu menyuapimu supaya kau bisa tetap melanjutkan bacaanmu. Buku tentang apakah buku yang sedang kau baca, Nak?"

Begitulah. Seorang ibu pasti penuh kelemahlembutan dalam kalimatnya. Membuat anak lelakinya merasa seperti memiliki seorang bidadari dalam hidupnya. Dan bersemangat meraih mimpinya.

Atau, seorang ibu ketika terjaga dari tidurnya, tidak lupa mengecup kening anak-anaknya sambil membelai penuh sayang. 

Hmm, apa kalian juga begitu?

Sebenarnya ini bukan berarti mengecilkan jasa-jasa ayah yang telah merawatku. Sama sekali bukan. 

Ini semata-mata kerinduan seorang anak tentang ibunya yang tak pernah secara nyata berada di sisinya. Bukankah anak lelaki boleh bermanja di pangkuan ibunya?

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun