Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesawat untuk Ibu

2 Juli 2022   06:17 Diperbarui: 2 Juli 2022   06:28 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat untuk Ibu|foto: Behance/Pinterest

Dan Mars adalah planet yang paling sering mengundang penjelajah EcoMars dari Eropa dan Rusia.

Jarak terdekatnya dengan bumi yaitu 62.069.570 km. Tetapi pernah lebih dekat yaitu 58 juta km, pada 2018.

Entahlah, mungkin ini anggapan yang tidak sepenuhnya benar tentang ibu. Yang jelas aku sangat merindukannya.

Ayah bilang ibu suka sekali pada bunga mawar merah. Saat mereka menikah dulu, bahkan setiap ibu ulang tahun, bunga mawar merah penuh dimana-mana.

Jadi, kalau kalian heran mengapa anak lelaki sepertiku menanam bunga mawar merah di seluruh pekarangan rumah, itu bukan karena bagian dalam kisah pangeran yang tadi kujelaskan. Tetapi ini adalah bentuk penantian seorang anak kepada ibu yang telah melahirkannya dan menyayangi dengan sepenuh hati.

Oya, bagaimana dengan kalian, bagaimanakah rasanya punya ibu?

Apakah kalian rela membayar tiket pesawat untuk pulang menemui ibu? 

Aku mungkin terlalu kecil untuk memahami urusan orang dewasa, tapi aku yakin tidak semua anak merindukan ibu mereka. Terutama kalau bertemu setiap hari, akan timbul rasa bosan, dan perlahan bisa berubah menjadi rasa tidak hormat.

Baiklah, tentang pesawat yang tadi kubicarakan, sebenarnya ayahku sudah sering mengingatkan. Pesawat dari kardus yang kubuat tidak akan bisa membawaku terbang menemui ibu. Yeah, walau dia cukup ringan untuk bisa diterbangkan angin.

Aku lalu bereksperimen lagi, dan lagi, dan lagi. Aku selalu memastikan usahaku akan berhasil. Aku membuat semacam rangkaian mesin sederhana berdasarkan buku Fisika yang kubaca dari mobil perpustakaan keliling.

Usiaku sepertinya tidak menghalangi ide-ide di kepalaku. Aku akan terus merancang pesawat untuk membawaku terbang menemui ibuku. Sepertinya cita-cita menjadi seorang pilot memang ditakdirkan untuk anak bernama Rio, bukan?

Kadang-kadang aku menjadi tidak sabar untuk tumbuh dewasa. Tapi esensi dari semua ini adalah keinginan untuk bertemu ibu. Lalu jika aku tidak menjadi anak-anak, apakah kehadiran ibu masih cukup penting?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun