Punya anak remaja yang senang mengikuti lomba, kontes, audisi, serta berbagai kejuaraan lainnya?Â
Atau mungkin sahabat pembaca sendiri yang berlaku demikian semasa muda dulu?
Hmm, tidak bisa dipungkiri ini adalah bagian dari edukasi yang sangat baik. Bahkan seringkali orang tua mendorong anak-anak mereka agar mengikuti berbagai perlombaan, baik yang bersifat akademis maupun non akademis.Â
Mulai dari lomba di lingkungan tempat tinggal dalam skala kecil, pertandingan olahraga antar sekolah, event nasional, sampai kompetisi tingkat internasional.
Masa remaja memang sudah sepatutnya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Organ otak masih bekerja optimal, stamina masih sangat fit, dan riwayat kesehatan belum ada hambatan sama sekali.
- Menumbuhkan rasa percaya diri
- Mengenal kemampuan yang sebenarnya
- Meningkatkan kemampuan
- Membentuk mental dan kepribadian yang sehat
- Menjauhkan dari pergaulan  bebas
- Mempunyai catatan prestasi yang menginspirasi orang lain
Biasanya orang tua sengaja menggali dan mengarahkan potensi buah hatinya, sejak mereka masih usia kanak-kanak.Â
Tetapi, pada fase remaja dorongan juga mereka dapatkan dari lingkungan sekolah maupun pertemanan.
Peran media sosial
Akselerasi serapan informasi dewasa ini, sudah tidak perlu diragukan. Lebih cepat dari tarikan nafas.
Kabar baiknya, media sosial menjadi angin segar bagi mereka yang menanti-nanti kesempatan berkarya dan berprestasi.Â
Seperti kejadian tadi pagi, saya berniat mencari pendalaman materi dari dr. Aisah Dahlan melalui aplikasi YouTube. Justru saya menemukan pengumuman pemenang lomba cipta puisi yang saya dan Kompasianer Riami ikuti.Â
Yang membuat saya bahagia adalah komentar pemenang dan bukan pemenang yang sengaja saya baca. Mereka terlihat sangat bersemangat.Â
Dalam kasus ini, keberadaan telepon seluler memungkinkan remaja penggunanya mengaktualisasi diri sesuai minat dan bakatnya, jauh lebih mudah dan cepat.
Sampai di sini, mari membayangkan bila anak-anak kita menang dalam suatu lomba. Apakah orang tua merasa senang? Sekedar rasa senang, atau diwujudkan dalam bentuk apresiasi tertentu?
Belum lama ini, sahabat dari anak sulung saya, menuturkan kesedihannya karena respon sang ibu saat dia dan kelompoknya menang lomba.
Sebut saja namanya Gendis, yang tiba di rumah dengan senyum riang. Sebuah piala di tangan melengkapi berita yang dibawanya ke hadapan sang ibu yang sedang sibuk memasak di dapur.
"Ibu, lihat, kami dapat piala!"
Sang ibu hanya menoleh sekilas dan berkomentar "Oooh..."
Mengapa orang tua perlu mengapresiasi prestasi anak remaja?
Apresiasi menurut KBBI adalah penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu. Dalam hal ini dapat diartikan sebagai penerimaan sekaligus penghargaan yang tinggi atas laku positif, kerja keras, dan prestasi yang diperoleh.Â
Lalu mengapa orang tua perlu melakukannya?
1. Anak remaja adalah aset
Jika lebih banyak orang tua merasa takjub saat mendapatkan kelahiran bayi pertamanya, maka saya juga merasakan hal yang sama saat melihat anak-anak tumbuh remaja.
Bagi saya dan suami, anak remaja adalah aset (akhirat) yang amat berharga. Selain unik dengan segala keadaannya, anak remaja juga seperti telur di ujung tanduk. Mengkhawatirkan. Orang tua harus pandai menjaganya, termasuk memberikan apresiasi untuk membuat mereka bahagia.
2. Bagian dari tugas orang tua
- Pujian, merupakan hal paling umum yang dibutuhkan seseorang untuk meyakini orang lain sayang kepadanya
- Sentuhan fisik, bisa berupa belaian di kepala, pelukan, rangkulan, kecupan, yang dibutuhkan sebagian orang untuk meyakini dirinya dicintai
- Pelayanan, termasuk di dalamnya menyediakan makan untuk suami, membuatkan secangkir kopi, mengantar ibu berbelanja, mengantar istri periksa kandungan, menyiapkan bekal sekolah anak-anak, sebagai wujud perhatian dan kasih sayang
- Waktu, misal mendengarkan anak remaja menceritakan isi hatinya, atau duduk menemani suami nonton pertandingan sepakbola dari layar tv
- Hadiah, sebagian orang lainnya menganggap hadiah adalah bentuk perhatian dan kasih sayang
Dengan kata lain, sudah menjadi tugas orang tua memberikan apresiasi atas pencapaian anak-anaknya. Mulai dari ucapan selamat yang disertai pelukan, hadiah, termasuk datang langsung ke lokasi untuk menyaksikan sang anak tampil.
3. Adanya ikatan batin
Orang tua adalah lingkungan terdekat bagi anak. Ikatan batin di antara keduanya demikian kuat. Maka ketika tugas ini alpa dilakukan orang tua, anak pasti merasa kecewa dan sedih.
Bayangkan saja, ini akan menjadi beban psikologis bagi anak remaja. Perasaan tidak berharga, tidak dicintai, bahkan ingin pergi dari keluarga.
4. Bermanfaat bagi kehidupan sosialnya
Pernahkah kita memikirkan kehidupan sosial anak yang kita cintai? Bagaimana sikapnya di tengah lingkaran pertemanannya?
Jika orang tua luput memberi apresiasi saat anak mencapai keberhasilan, maka yakinlah di masa depan, dia juga tidak akan memiliki keterampilan ini. Sulit menghargai jasa dan jerih-payah orang lain.
Jadi, mari lakukan hal ini untuk membuatnya tumbuh lebih baik.
5. Sebagai penyemangat bagi anak remaja
Alasan lainnya, pujian, pengakuan, hadiah dan berbagai bentuk apresiasi yang diberikan orang tua, menjadi pelecut semangat dan akan mendorong mereka berlatih lebih baik lagi.
Menjadi orang tua yang adil
Bagaimana jika ada dalih bahwa orang tua seringkali mempunyai beban pekerjaan atau pikiran yang cukup menyita waktu?
Menurut saya, ini bukanlah sebuah alasan untuk tidak memperhatikan kondisi anak-anak kita. Terutama di saat mereka sedang merasa senang setelah mendapatkan kemenangan yang diraihnya.
Suka atau tidak, perlu disadari bahwa apa yang dilakukan orang tua akan dicontoh oleh anak-anaknya. Dan boleh jadi akan terbawa sampai kelak mereka menjadi orang tua. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Demikian pepatah mengatakan.
Jika orang tua mengharapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang baik, maka terlebih dahulu orang tua harus tampil sebagai teladan.
Wasana kata
Tidak mudah menjadi orang tua, saya setuju. Tetapi menjadi orang tua yang bijaksana dan adil di hadapan anak-anak, ibarat sebuah harga mati.Â
Semoga kita dapat melakukannya dari sekarang.
Kota Kayu, 21 Juni 2022
Ayra Amirah untuk Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI