Sebenarnya nyonya Martha sangat ingin mengurus usaha farmasinya. Tetapi dia menurut saja saat tuan Gani memintanya mengawasi putri mereka dua puluh empat jam.
Menurutku mereka bukanlah pasangan yang romantis. Keduanya jarang melakukan liburan bahkan baru bertemu pada jam makan malam setiap hari. Tetapi mereka juga jarang bertengkar karena nyonya Martha bukan tipe penuntut.
Aku masih ingat bagaimana dia diabaikan saat ulang tahunnya ke setengah abad. Saat itu Elvara berusia empat belas tahun dan mendorong nyonya Martha membuat perayaan seperti wanita pada umumnya.
Usia lima puluh tahun seperti rumah baru bagi semua wanita. Dia akan meninggalkan rumah yang lama dan memutar kunci rumah barunya.
Di masa-masa muda mungkin dia akan produktif dan dipenuhi prestasi. Tetapi pasti tiba waktunya menjadi tua dan keriput.
Semua wanita mulai menyesuaikan diri dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Penghargaan yang dinaikkan atau penyakit yang mulai membuat daftar dan hidup menjadi sulit.
Nyonya Martha adalah wanita yang paling bijaksana, selain cantik. Aku suka melihat kakinya yang kecil saat dia mengenakan dress tipis putih dan menikmati sarapannya bersama tuan Gani.Â
"Aku belum sempat membeli hadiah untukmu, Sayang," kata suaminya yang dibalas dengan genggaman tangan.
"Aku sudah punya semuanya. Aku sudah sangat merasa bahagia menjadi istrimu. Terima kasih, Sayang," sahutnya.
Tetapi laki-laki memanglah aktor yang ulung.Â
Ketika tiga tahun kemudian terungkap tuan Gani sudah lama menikah dengan wanita bernama Dolores, yang dia harapkan adalah rumah tangga mereka masih baik-baik saja!