Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Hari di Negeri Kantong Semar

30 April 2022   04:32 Diperbarui: 30 April 2022   05:06 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Suatu Hari di Negeri Kantong Semar|foto: Krzysztof Banas via Pinterest

Alkisah di suatu negeri yang banyak dihuni tumbuhan cantik, hiduplah seekor siput jantan bersama pasangannya. Manusia menyebut kelompok tumbuhan ini sebagai karnivora, tumbuhan pemakan serangga. Siput jantan pernah bersumpah tidak akan terjebak pada salah satu kantong. Tetapi tidak dengan suatu hari yang sudah tertulis...

Suasana cerah ketika itu. Negeri kantong semar bersiap menyambut mentari pagi dengan senyuman. Beberapa jenis sudah menampakkan warnanya yang unik. Tidak hanya hijau dan merah, tetapi juga hitam dan oranye.

Tercatat ada 85 jenis yang menempati hutan basah dan rawa di Sumatera dan Kalimantan. Sebagian justru berstatus langka dan sangat langka. Tetapi negeri kantong semar masih memelihara mereka dengan sangat lestari.

Berbagai serangga kecil seperti: semut, lalat, kumbang, laba-laba, kelelawar, dan siput kecil, tak kuasa menolak daya tarik dan pesona Nepenthes, si bunga kantong semar. Dengan cara apapun, hewan-hewan tersebut pasti akan tergoda dan mendatangi sang pujaan dengan kata-kata cinta nan mesra.

Ditakdirkan sebagai bagian dari ekosistem di alam, kantong semar rela menempati daerah minim unsur hara dan jauh dari kesuburan tanah. Tempat yang lembab, tersembunyi dan terlindung, atau justru yang banyak dilimpahi sinar mentari, tak membuat kantong semar merana dan berakhir dengan kematian seperti yang bisa terjadi pada tumbuhan lainnya.

Siput jantan sedikitpun tak paham soal ini. Di benaknya, dia melihat kantong semar tak ubahnya sosok penguasa yang tumbuh di seantero negeri. Kemanapun mata memandang, kantong semar selalu berdiri anggun dengan segala kelebihannya.

Baginya, mempunyai pasangan seekor siput betina cukuplah sudah. Dia tak perlu datang seperti yang lainnya, untuk mengagumi kantong semar. Maka ditutupinya telinganya agar tak sering mendengar berita kemolekan sang karnivor.

"Kau ini sungguh siput jantan yang sombong!" sergah lalat yang usianya tertua di komunitasnya.

"Adalah hal yang wajar, para hewan seperti kita mencari makan di berbagai tempat. Tidak mungkin kita menghindari kantong semar, apalagi jika persediaan makanan di tempat lain sudah habis," kata lalat diplomatis.

"Tapi kalian jatuh cinta pada tumbuhan itu, bukan? Aku melihat katak hijau juga berlatih membaca puisi untuk Dewi kantong semar," siput jantan tak mau kalah.

"Hahahaa.... katak hijau itu jomblo. Jomblo mah bebas mau baca puisi buat siapa saja, asal belum ada yang punya!" tuan lalat melanjutkan tawanya sampai puas, lalu terbang menjauh melanjutkan petualangannya hari ini.

Teringat kejadian sudah lama itu, siput jantan pun merasa bimbang.

Satu sisi dia sering mendengar berita teman-temannya yang terperangkap dalam kantong berbau lezat. Seakan-akan mereka tersihir kekuatan magis. 

Siput jantan tak habis pikir, negeri ini telah dimonopoli jenis dari kantong semar, sampai-sampai dinamakan negeri mereka sendiri. 

Lalu dianggap apa bunga-bunga liar lain yang juga tumbuh di sini dalam jumlah kecil. Juga serangga dan makhluk bercangkang seperti dirinya?

Mereka begitu tertarik pada kecantikan kantong semar dan rela menjadi mangsa tanpa ampun. Mengapa mereka sampai terjerembab masuk dan gagal membebaskan diri. Sesulit itukah?

Sekali lagi, siput jantan sedikitpun tak paham soal ini.

Bahkan sebenarnya, para peneliti pernah menguji seekor tikus putih yang sengaja dimasukkan ke dalam kantong. Hewan sebesar itu pun, juga tak bisa lolos. 

Artikel saya terkait: Kantong Semar, sudah Pernah Dengar?

Kantong semar adalah tumbuhan unik. Dia memiliki lapisan lilin yang licin sekaligus lengket di dalam kantong yang disebut juga cangkir monyet. Kemudian dia segera menghasilkan proteolase, yakni cairan asam untuk mencerna kerangka keras dan daging serangga. 

Kantong semar bukanlah tumbuhan rakus dan kejam yang tega menelan serangga bahkan katak hijau yang terperangkap. Ini adalah mekanisme yang dia miliki untuk dapat bertahan hidup. Kantong semar harus mengambil kandungan nitrogen pada serangga untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. 

Ini adalah satu suratan yang tidak diketahui semua makhluk, termasuk siput jantan yang sudah bersumpah tidak akan masuk ke salah satu kantongnya.

Siput jantan benar-benar bimbang kali ini. Keputusan apakah yang akan dia ambil?

Sudah satu minggu betinanya jatuh sakit, dan dia pernah mendengar air dalam kantong semar sebenarnya adalahobat. 

Banyak penelitian dan ekplorasi dilakukan ahli botani mencatat kantong, batang dan akar tumbuhan ini bermanfaat bagi manusia. 

Siput jantan berpikir beberapa lama, kemanakah ia akan membawa betinanya agar bisa sembuh seperti sedia kala? Kasihan anak-anak mereka yang masih kecil-kecil, hanya bisa bersembunyi di balik daun-daun basah, sambil mengharapkan ibunya akan segera sembuh. Mereka bisa bermain bersama-sama lagi.

Apalah arti sebuah sumpah, jika aku dan anak-anak kami akan menderita nantinya. Mungkin aku harus menghilangkan rasa benci ini, dan mengakui keunggulan kantong semar apapun itu. Demikian siput jantan bergumam.

Maka dengan hati yang bulat, diputuskannya untuk mengunjungi kantong semar yang tumbuh rimbun di bagian sana. 

Dengan wajah santun, diutarakannya maksud kedatangannya. Dia juga mengatakan rela mati asalkan pasangannya dan anak-anak mereka dapat terus merasakan hidup.

Tak terasa Dewi kantong semar menitikkan air matanya, pertanda turut merasakan kesedihan siput jantan dengan segala keharuan.

"Jangan khawatir, Tuan Siput. Kau boleh mengambil air dalam kantongku. Air yang belum berevolusi, tidak akan menahanmu di sini."

Siput jantan terperangah. Sedikit rasa tak percaya tumbuhan pemangsa seperti kantong semar akan mengabulkan permintaannya hari ini. 

Kota Kayu, 30 April 2022

Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun