Setelah selesai memandikan, saya menyelimuti si Putih dengan kain kering beberapa saat. Lalu membiarkannya berjemur sambil menikmati makanannya.Â
Anak-anak saya dengan senang hati menyisir bulunya sambil memuji-muji kalau si Putih sudah wangi dan cantik.
Pada suatu ketika, saya menyadari ujung daun telinga si Putih mulai ditumbuhi jamur. Penyakit ini umum dialami kucing dan tersedia salep untuk mengobatinya.
Oya, mungkin Sahabat pembaca bertanya-tanya dalam hati, seperti apakah karakter si Putih?
Sepanjang pengalaman kami, kucing anggora dan kucing kampung yang dipelihara bersama-sama, bukanlah suatu kondisi yang nyaman bagi "si bule". Mereka kalah agresif dan lebih banyak mengalah.
Tetapi bila diamati, antara si Putih dan si Kokat juga memiliki perbedaan karakter. Si Putih cenderung pasif, lebih banyak tidur (untuk memulihkan kesehatannya) dan enggan mencari pasangan. Sementara si Kokat, suka bermain tali, berjalan ke sekitar rumah, dan menerima ketika kucing jantan tetangga mengajak berdua-duaan.
Kematian yang tragis
Seperti yang saya sampaikan di awal, Lower Urinary Tract Disease (LUITD) atau gangguan saluran kemih bagian bawah telah menimpa salah satu kucing peliharaan kami, si Putih. Dan saya rasa, salah satu penyebabnya karena saya tidak memahami dengan baik risiko apa saja yang mengancam hewan peliharaan kami.
Penyakit ini dikenal juga sebagai sindrom urologik kucing/feline urologic syndrome, disingkat FUS
Melansir dari Wikipedia, LUITD secara umum ditandai dengan:
Pembentukan kristal yang memicu terjadinya inflamasi, perdarahan urine, sulit pipis, bahkan menyebabkan obstruksi aliran normal urine keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian. (referensi: Pinney 2009).