Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Nyaman Sendiri

26 Maret 2022   05:50 Diperbarui: 26 Maret 2022   07:39 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Aku Nyaman Sendiri|foto: Adole Marie Bastille/Pinterest

Kuberi tahu itu adalah cara pertama bagaimana aku bisa melupakan kamu dalam waktu hanya sehari. 

Cara kedua jauh lebih mudah. Aku hanya perlu menyumbat lubang persembunyian air mataku serta meyakini kalau kamu bisa meninggalkanku, kenapa aku harus baper dan terluka?

Nah, jadi jelas bukan, meski banyak orang di luar sana gagal untuk melupakan pasangannya, tidak otomatis sama denganku. Aku adalah orang dengan pribadi berbeda.

Bagiku, seorang asing seringkali tampak sempurna pada awalnya. Mereka menarik, simpatik, baik bahkan enerjik. Tapi tunggu saja, waktu akan segera menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya. Apakah mereka benar-benar tipe orang yang setia, atau sebaliknya. 

Lagipula kamu pasti belum lupa bukan, alasan apa yang kamu katakan sebelum kita putus. Kamu tidak menyukai gadis yang terlalu banyak menganalisa segala sesuatunya sepertiku, yang mungkin bisa membuat kamu muak pada akhirnya. Percayalah, aku masih seperti itu adanya sampai detik ini.

Bagiku, menganalisis dan mempelajari setiap peristiwa serta tanda-tanda yang terlihat, tidak seperti seorang detektif yang akan membuktikan kamu bersalah. Sama sekali bukan. 

Justru dengan memperhatikan langit di atas sana telah berubah kelabu, angin terasa dingin dan lembab, maka kita akan bersiap-siap menghadapi hujan dengan payung atau mantel, atau mungkin sebaiknya membatalkan saja rencana hari ini. 

Dengan bersiap-siap tentang segala sesuatunya, kita akan lebih tangguh menghadapi lika-liku hidup ini. Tak perlu menangisi apa yang ditakdirkan pergi dari hidup kita, termasuk kegagalan yang harus kita rasakan pahit.

*

Setelah aku dan kamu tak saling terikat, aku bisa merasakan lagi kebebasan yang sempat kutinggalkan. Dulu aku mengira berpacaran akan membuat hari-hariku ceria dan malam minggu menjadi hangat. 

Setidaknya itu karena aku mendengar pengalaman kakakku dan melihat dia lebih bahagia saat mempunyai pacar. Tetapi saat mereka sudah bertunangan, kakakku menjadi begitu terpuruk karena Tuhan mengambilnya dalam sebuah kecelakaan pesawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun