Sebaiknya kutelepon saja.Â
"Halo..." kudengar suaranya masih mengantuk.Â
"Ya, semuanya baik-baik saja?"
"I.. iya Mas. Memang kenapa?"
"Besok pagi jam delapan aku jemput ya. Kita sarapan bareng."
"Terima kasih, Mas Panca."
"Sama-sama."
Keesokan paginya...
"Ada yang tahu, apa Mari Mar punya musuh?"
"Atau ribut dengan seseorang, pernah cerita??"
Anak-anak menggeleng. Meeting bubar.
Sebulan, dua bulan, misteri kematian Mari Mar masih belum terungkap. Aku yakin ini semacam sabotase. Siapa sebenarnya orang di balik semua ini?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!