Catatan dari Komentar Kompasianer Nugraha Wasistha
Menulis cerpen bagi penulis pemula, tidaklah semudah kedengarannya. Seringkali saya menemukan cerpen yang ditulis tidak memenuhi kaidah penulisan dan struktur cerita yang baik.
Saya sendiri cukup banyak mengarang cerpen, tetapi merasa belum bisa memikat hati pembaca. Tingkat kesulitan ini hanya bisa ditaklukkan dengan terus berlatih, diikuti dengan rajin membaca karya-karya para cerpenis andal.
Bila Anda tertarik menulis cerpen, ikutilah tips berikut:
- Banyaklah membaca buku atau artikel apa saja. Selain dapat memperkaya kosakata dan menambah wawasan, membaca juga menimbulkan pembanding di dalam diri. Kita bisa membandingkan kualitas tulisan kita dengan karya orang lain. Akan timbul kepekaan untuk menilai tingkat keindahan suatu karya sastra (cerpen)
- Banyak melatih diri. Mulai saja dengan beberapa paragraf dan target sederhana lainnya. Kesampingkan dulu urusan delapan ratus kata dan bobot terbaik. Semakin banyak berlatih, kemampuan bercerita dengan sendirinya akan bertambah
- Mengikuti kelas, webinar dan diskusi bersama orang-orang yang kompeten di bidang kepenulisan. Menyimak berbagai teori menulis dan mendengarkan pengalaman orang lain, akan memberikan nilai tambah yang sangat berguna
Manfaat menulis cerpen
Sebenarnya, hobi menulis cerpen memiliki banyak manfaat. Selain menjadi media ekspresi seperti halnya seni melukis, juga sebagai cara yang indah untuk menyampaikan "pesan" kepada orang lain.
Sedikit kilas balik, proses belajar menulis cerpen yang saya lakukan terbilang nekad. Hanya berbekal rasa cinta kepada buku-buku yang pernah saya baca sejak kecil dan tanpa didampingi seorang guru/mentor.Â
Namun saya tidak bisa berhenti menulis cerpen. Salah satu manfaat yang saya rasakan selain kedua hal di atas adalah saya merasa bisa menemukan jati diri. Saya mengetahui hal apa yang paling saya minati, dan menyentuh rasa kepedulian pada kehidupan sosial. Istilahnya, finding passion.
Dulu ketika remaja, saya mengirimkan naskah cerpen ke beberapa majalah di Jakarta. Meski tidak pernah berhasil dimuat, saya tidak patah semangat. Cita-cita tersebut terus tersimpan dalam benak sampai saya bertemu media Kompasiana.
Kompasianer satu frekuensi
Salah satu alasan mengapa menulis di rumah bersama ini terasa sangat menyenangkan, karena di sini tercipta ruang persahabatan, yang bagi saya sangatlah penting. Minimal persahabatan tersebut dapat terwujud dalam kolom komentar.
Kompasianer Nugraha Wasistha adalah salah satu sahabat yang terbaik. Beliau berkenan memberikan ilmu serta saran untuk kemajuan cerpen yang saya tulis. Meski sebelumnya, ia juga menyampaikan bahwa kritik yang "sadis" akan lebih tepat bila diberikan bukan oleh sesama amatiran yang sama-sama masih belajar, tetapi oleh penulis besar.
Untuk mengetahui seberapa keren dan mumpuni penguasaan beliau tentang cerita fiksi, silahkan kunjungi salah satu karyanya yang berjudul Penyintas.
Berikut saya bagikan rangkuman bagaimana cara membuat cerpen yang menarik versi Kompasianer Nugraha Wasistha:
1. Sudut pandang cerita sebaiknya berasal dari satu tokoh cerita saja, agar pembaca tidak membuat merasa bingung, apalagi jika karakter tokoh hampir sama.Â
2. Jeda berupa tanda asterik (*) diperlukan untuk memisahkan narasi yang menggunakan dua sudut pandang tokoh, selain berguna untuk pembabakan cerita
3. Sudut pandang yang unik ditambah unsur tragedi, bisa membentuk cerpen menjadi menarik
4. Plot twist/kejutan di akhir cerita, dapat membuat cerita lebih menarik
5. Hindari adanya plot hole/tidak konsistennya suatu alur cerita yang bertentangan dengan arus logika
6. Menciptakan atmosfer yang membuat pembaca deg-degan, tidak harus dengan adegan kriminal, misalnya. Bisa dengan narasi dan deskripsi yang menunjang
7. "Lari" dari satu alam cerita seperti pada film Pan Labyrinth, dapat diterapkan pada karya cerpen. Antara lain bermanfaat agar cerita tidak terasa membosankan
8. Penggambaran yang low profile pada satu tokoh cerita, bisa memberi kejutan di akhir cerpen sekaligus  menjadi white knight atau "penyelamat" bagi tokoh utama
9. Sounds realistic atau terdengar realistis adalah nilai yang menunjang sebuah cerpen menjadi menarik. Artinya, meski berangkat dari cerita khayal/fiksi, sebuah karya sastra cerpen haruslah tetap mempedulikan unsur realistis
10. Kesan suram, mencekam dan tragis pada sebuah kisah juga akan membuat sebuah cerpen menjadi menarik. Cerpenis kelas dunia yang konsisten pada genre ini adalah Edgar Allan Poe (1809-1849)
11. Â Pada cerpen fantasi, hindari posisi kisah yang menggantung atau belum jelas endingnya. Sebab cerita dongeng seyogyanya mengandung nilai edukasi kepada pembacanya yang umumnya anak-anak
12. Cerpen klasik banyak yang berbentuk naratif dan minim dialog. Hal seperti ini mungkin tidak terlalu relevan untuk masa sekarang yang lebih dinamis dan membutuhkan dialog dengan porsi lebih
13. Hook/permainan dalam karya fiksi, baik cerpen ataupun novel, kelihatannya jarang ditemukan. Tetapi ide ini dapat pula membantu sebuah cerpen menjadi menarik
14. Dialog yang kuat, dapat menguras emosi pembaca. Perasaan gregetan pada tokoh yang terlihat milia dan penuh cinta, padahal aslinya miskin empati. Kurang lebih seperti "musang berbulu domba". Ada baiknya kita melatih kemampuan menulis dialog, agar cerpen menjadi lebih menarik
15. Ide cerita yang segar, dan ide yang unik, keduanya adalah modal awal menulis sebuah cerpen yang menarik. Selanjutnya, peranan dimainkan oleh unsur instrinsik dan ekstrinsik yang dikelola dengan baikÂ
16. Sains fiksi merupakan salah satu genre cerpen yang juga bisa menjadi menarik. Karangan dibuat informatif tentang suatu ilmu pengetahuan dan riset. Jangan lupa pada unsur instrinsik yang tentu harus menunjang
17. Meski genre drama harus mempunyai konflik/permasalahan, namun sebuah cerpen tidak harus menghadirkan tokoh antagonis di dalamnya. Tidak mutlak berupa gambaran hitam-putih. Trik ini biasa digunakan pengarang besar yang lebih menekankan kompleksifitas situasi untuk menimbulkan kesan realistis pada cerita
18. Penting untuk menciptakan feel bagi pembaca untuk cerpen genre drama. Perasaan emosional yang mengharu biru, dapat dibangun dengan ide yang unik, setting yang tepat dan deskripsi yang sempurna
19. Ide kriminal dalam sebuah cerpen, bisa menjadi tanda kemampuan menulis cerita detektif bagi penulisnya. Agatha Christie, Ngaio Marsh, Gillian Flyin adalah sedikit penulis perempuan untuk cerita detektif yang menarikÂ
20. Cerpen bergenre komedi, sudah ditandai dengan narasi humor pula sejak awal. Cerpen seperti ini pun menarik bagi pembaca karena membacanya dapat membuat terhibur
21. Sad ending bahkan tragis tapi di sisi lain memberikan fullfilment/isi kepada tokoh utama, banyak digunakan oleh cerpenis besar
Demikianlah catatan yang saya petik dari komentar Kompasianer Nugraha Wasistha untuk cerpen-cerpen saya. Ternyata tidak rumit bukan, untuk membuat cerpen yang menarik?
Anda hanya perlu memperhatikan unsur instrinsik (tema, penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang, amanat) dan ekstrinsik (latar belakang masyarakat, latar belakang pengarang, dan nilai yang terkandung dalam cerpen) yang dijalin dengan kalimat-kalimat deskripsi yang menyesuaikan kemampuan.
Satu hal, semakin sering Anda berlatih, maka semuanya akan menjadi lebih mudah.
Selamat berkarya!
Kota Kayu, 14 Maret 2022
Ayra Amirah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H