1. Sudut pandang cerita sebaiknya berasal dari satu tokoh cerita saja, agar pembaca tidak membuat merasa bingung, apalagi jika karakter tokoh hampir sama.Â
2. Jeda berupa tanda asterik (*) diperlukan untuk memisahkan narasi yang menggunakan dua sudut pandang tokoh, selain berguna untuk pembabakan cerita
3. Sudut pandang yang unik ditambah unsur tragedi, bisa membentuk cerpen menjadi menarik
4. Plot twist/kejutan di akhir cerita, dapat membuat cerita lebih menarik
5. Hindari adanya plot hole/tidak konsistennya suatu alur cerita yang bertentangan dengan arus logika
6. Menciptakan atmosfer yang membuat pembaca deg-degan, tidak harus dengan adegan kriminal, misalnya. Bisa dengan narasi dan deskripsi yang menunjang
7. "Lari" dari satu alam cerita seperti pada film Pan Labyrinth, dapat diterapkan pada karya cerpen. Antara lain bermanfaat agar cerita tidak terasa membosankan
8. Penggambaran yang low profile pada satu tokoh cerita, bisa memberi kejutan di akhir cerpen sekaligus  menjadi white knight atau "penyelamat" bagi tokoh utama
9. Sounds realistic atau terdengar realistis adalah nilai yang menunjang sebuah cerpen menjadi menarik. Artinya, meski berangkat dari cerita khayal/fiksi, sebuah karya sastra cerpen haruslah tetap mempedulikan unsur realistis
10. Kesan suram, mencekam dan tragis pada sebuah kisah juga akan membuat sebuah cerpen menjadi menarik. Cerpenis kelas dunia yang konsisten pada genre ini adalah Edgar Allan Poe (1809-1849)
11. Â Pada cerpen fantasi, hindari posisi kisah yang menggantung atau belum jelas endingnya. Sebab cerita dongeng seyogyanya mengandung nilai edukasi kepada pembacanya yang umumnya anak-anak