Selanjutnya, saya memintanya berani masuk ke ruang dewan guru untuk mengurus keperluannya.Â
Antara lain menyampaikan iuran kas kepada wali kelas, membicarakan hal tugas kepada guru mapel, serta memenuhi tugas susulan saat tidak hadir karena sakit, yaitu menyanyi.Â
Kabar baiknya, semua tugas tersebut berhasil ia lakukan dengan berani. Pustakawan sekolah menerima dengan baik. Bahkan dengan bangga ia juga mengatakan, saat presentasi kelas ia mendapat pujian dari gurunya karena dapat menjawab pertanyaan peserta. Dan kelasnya ternilai paling aktif dibanding kelas-kelas lainnya.
Tumbuh menjadi percaya diri adalah sebuah proses, bukan bakat!
Jika sebagian anak remaja terlihat mempunyai rasa percaya diri tanpa pelatihan sebelumnya, yakinlah ini merupakan hasil interaksi dengan lingkungan pada tahap perkembangan sebelumnya, bukan bakat.
Hurlocks (1999)Â mengatakan bahwa perkembangan rasa percaya diri pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh:
- Pola asuh yang demokratis dalam keluarga
- Kematangan usia yang memperlihatkan kedewasaan
- Jenis kelamin
- penampilan fisik
- Pertemanan sebaya
- Hubungan dalam keluarga
Menjadi remaja yang percaya diri, apa untungnya?
Jika diamati, tingkat percaya diri anak remaja tidaklah sama. Bergantung seberapa usahanya dalam menumbuhkan kepribadian yang positif.
Kelebihan anak remaja yang memiliki rasa percaya diri yaitu:
- Dapat memimpin/mengorganisir teman-temannya
- Memiliki prestasi lebih dari teman-temannyaÂ
- Bersemangat menjalani hari-harinya
- Mampu memecahkan masalahnya
- Mandiri
- Mempunyai karakter yang kuat
Demikianlah, semoga bermanfaat.
Kota Tepian, 7 Maret 2022
Ayra Amirah untuk Kompasiana