Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kaki Seorang Bintang

17 Februari 2022   17:55 Diperbarui: 17 Februari 2022   18:02 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kaki Seorang Bintang | foto: Makayla/Pinterest

Begitu juga menikmati es buah di balkon apartemen yang dipesan dari aplikasi ponsel, lalu dibawa abang ojol, ngga seger sama sekali, bukan?

Meski pundi-pundinya terus bertambah, tak urung Janet merasa iri dengan Roby yang notabene masih tercatat sebagai masyarakat biasa.

Rumah mewah di kota kelahirannya untuk ditinggali orang tua dan saudara, mobil impor, apartemen, saham, bisnis, telah ditukar dengan kebebasannya sebagai orang kebanyakan. 

Sekarang ia selalu diuntit paparazi. Posenya yang sedang leyeh-leyeh di pantai Moli'i Sahatu, Taman Nasional Wakatobi, dengan cepat tersebar di dunia maya. 

Percintaannya dengan seorang pria bule, juga sempat menjadi berita utama surat kabar. Segala gerak-geriknya "laku" bagi bianis hiburan tanah air.

Janet menyadari menjadi bintang butuh mental kuat. Ia juga harus menciptakan caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan. 

Delapan bulan kemudian

"Lu yang sabar ya, Say..." bisik Roby sambil menatap manik mata Janet. Tatapannya begitu hangat, dengan mata merebak tangis.

Kecelakaan mobil yang menimpa artisnya, terbilang tragis dan mengerikan. Dan pada hari itu dirinya sedang izin mendampingi istrinya melahirkan. Janet hanya berdua dengan supir. 

Semua seperti sudah diatur untuk menyadarkan dirinya.

Janet tak menyahut. Tersenyum pun ia tak bisa. Hanya bulir bening mengalir dari sudut matanya, terus turun membasahi bantal putih.

"Keluarga loe akan segera sampai kok. Gue baru aja telepon. Udah keluar bandara Soetta kok..." bujuk Roby lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun