Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Farah, si Gadis Pencinta Api

12 Februari 2022   16:27 Diperbarui: 12 Februari 2022   16:51 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keira, berdiri di ambang pintu, memerhatikan Farah, anak suaminya.

Sepasang matanya menghujam pada gadis belia itu. Tak ada kalimat yang keluar. Tapi wanita itu telah sampai pada kesimpulan: gadis di depannya memang tidak normal. Dan suaminya tak pernah memberitahu sebelumnya.

Pada suatu tengah malam, Keira terjaga dari tidurnya. Ia membuka matanya cepat. Hidungnya mencium bau kayu terbakar. Pasti anak suaminya yang melakukannya.

Dan benar saja. Dari balik jendela ruang makan, ia menangkap kejadian yang sama. Nyala perapian dengan cerek berisi air mendidih. Entah apa yang diinginkan gadis aneh itu, sering menjerang air, tapi tak menggunakannya. Tersenyum-senyum senang menatap perapian.

Keesokan harinya, Keira memutuskan untuk menuntaskan rasa penasaran, dan melupakan kebenciannya pada Farah. 

"Apa sebenarnya yang kau inginkan?" tanyanya saat mereka sudah berhadapan.

"Tentang apa, Bu?"

"Kau selalu menyalakan api, menimbulkan bau asap dimana-mana, dan menatap nyala api dengan bahagia!" tandas Keira.

Gadis itu berpikir-pikir, kemana arah pembicaraan ibu sambungnya. Mungkinkah wanita itu sedang marah?

"Aku tak tahu jawaban apa yang ibu inginkan. Aku hanya menyukainya, Bu," jawab Farah akhirnya.

Keira mendengus dan berlalu. Farah menikmati gaya wanita itu berjalan. 

Gadis itu memang mengagumi kecantikan ibu sambungnya. Sejak peristiwa kebakaran yang menewaskan ibunya sendiri, Farah kerap merasa kesepian. Tidak jarang kenangan getir ini menghempasnya dalam ketakutan.

Sebenarnya Farah sering mendengar bahwa ibunya berselingkuh dengan laki-laki lain. Bahkan bibinya melihat sendiri laki-laki itu keluar dari kamar ayahnya. 

Demi menjaga kenyamanan ayah Farah saat mengurus pekerjaan di luar kota, Bibi Lin rela menutup mulut. Justru tak lama kemudian, ibu Farah menyadari dirinya hanya dijadikan sumber keuangan. Laki-laki itu memiliki kekasih lain.

Dengan kalap, ia pun membakar dirinya di kamar. Sempat beberapa hari dirawat di rumah sakit, sebelum ibu Farah akhirnya tewas.

Tujuh tahun berlalu. Kehadiran ibu sambungnya belum lama ini, sedikit menyemangati hidup Farah. Meski ya, wanita itu tak menerima gadis itu sepenuhnya.

*

Keira berdiri di teras pondok wisata. Hamparan hutan pinus di hadapannya, menjulang, menawarkan ketenangan.

Ayah Farah sengaja mengambil cuti untuk menikmati waktu bersama keluarga kecilnya. Dan wanita itu bersiap membuka rahasia keluarga suaminya.

Setelah Farah pamit ingin berjalan-jalan, Keira mulai membuka pembicaraan. Ia penasaran, ingin mendengar langsung dari suaminya, apa sebenarnya yang terjadi dengan gadis aneh itu?

Alangkah terkejut, saat ia mendengar seperti apa istri suaminya. Berselingkuh, dikhianati, lalu nekat membakar diri di dalam kamar. Sungguh konyol dan memalukan, pikir Keira.

Pantas Farah sering menutup diri. Gadis itu pasti merasa trauma dan ketakutan. 

Ayah Farah setuju. Ia sering melihat putrinya gelisah bahkan mengamuk saat teman kantornya kebetulan mampir.

Rasa takut adalah emosi yang sulit dikendalikan. Apalagi dorongan ini berasal dari dalam diri Farah sendiri. Dari pikiran-pikiran tentang laki-laki asing yang masuk ke rumah ayahnya. Dan pintu kamar yang tertutup saat ayahnya tak di rumah. Apakah ini masuk akal?

Keira dan suaminya sepakat membawa Farah ke ahlinya usai berlibur. 

*

Dari serangkain  tes, Farah didiagnosa mengidap Fyromania. Yaitu kebiasaan dan kesukaan menyalakan api secara berulang oleh pengidapnya. Ini membuatnya sangat terpesona pada api, bara menyala dan perapian yang terbakar. Mereka merasa puas dan lega setelah menyaksikan nyala api. Bahkan ketegangan batin, stres dan kecemasan, akan hilang begitu api dinyalakan.

Menurut ahlinya pula, dopamin dan serotonin sebenarnya bertugas mengatur kontrol impuls. Dan ini bisa dipengaruhi genetik.

Meski gangguan impulsif ini dianggap tidak berbahaya, tapi tetap saja ini berkaitan dengan api. Ujung-ujungnya pasti membahayakan Farah atau orang lain di sekitarnya.

Dua tahun kemudian...

Keira, mendapat pelukan paling hangat pada perayaan valentine's day. Farah juga menyerahkan kado istimewa pada ibu sambungnya itu.

Cinta yang tulus, menjadi terapi yang mendekatkan keduanya. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama, saling menguatkan, hingga akhirnya mengikis ketakutan di hati Farah.

Tak semua ibu berselingkuh, dan meninggalkannya begitu saja. Keira sangat mencintai ayahnya, dan menyayangi dirinya. Farah sadar dan sangat bersyukur.

Di sisi lain, kekurangan pada Farah, telah menyentuh nurani wanita itu. Begitulah seharusnya. Jauhi hubungan toksik.

SELESAI

Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana

Kota Tepian, 12 Februari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun