Pantas Farah sering menutup diri. Gadis itu pasti merasa trauma dan ketakutan.Â
Ayah Farah setuju. Ia sering melihat putrinya gelisah bahkan mengamuk saat teman kantornya kebetulan mampir.
Rasa takut adalah emosi yang sulit dikendalikan. Apalagi dorongan ini berasal dari dalam diri Farah sendiri. Dari pikiran-pikiran tentang laki-laki asing yang masuk ke rumah ayahnya. Dan pintu kamar yang tertutup saat ayahnya tak di rumah. Apakah ini masuk akal?
Keira dan suaminya sepakat membawa Farah ke ahlinya usai berlibur.Â
*
Dari serangkain  tes, Farah didiagnosa mengidap Fyromania. Yaitu kebiasaan dan kesukaan menyalakan api secara berulang oleh pengidapnya. Ini membuatnya sangat terpesona pada api, bara menyala dan perapian yang terbakar. Mereka merasa puas dan lega setelah menyaksikan nyala api. Bahkan ketegangan batin, stres dan kecemasan, akan hilang begitu api dinyalakan.
Menurut ahlinya pula, dopamin dan serotonin sebenarnya bertugas mengatur kontrol impuls. Dan ini bisa dipengaruhi genetik.
Meski gangguan impulsif ini dianggap tidak berbahaya, tapi tetap saja ini berkaitan dengan api. Ujung-ujungnya pasti membahayakan Farah atau orang lain di sekitarnya.
Dua tahun kemudian...
Keira, mendapat pelukan paling hangat pada perayaan valentine's day. Farah juga menyerahkan kado istimewa pada ibu sambungnya itu.
Cinta yang tulus, menjadi terapi yang mendekatkan keduanya. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama, saling menguatkan, hingga akhirnya mengikis ketakutan di hati Farah.
Tak semua ibu berselingkuh, dan meninggalkannya begitu saja. Keira sangat mencintai ayahnya, dan menyayangi dirinya. Farah sadar dan sangat bersyukur.