Dengan kata lain, ketika orang tua tidak memberi contoh dan tidak membiasakan anak-anak makan buah dan sayur, kebiasaan ini terus terbawa sampai mereka dewasa nanti.
Muncul pertanyaan, bagaimana jika orang dewasa tidak suka makan buah dan sayur. Apa yang harus dilakukan?
Saya punya tips seperti berikut:
- Setidaknya, pilihlah jenis buah atau sayur yang disukai. Jika tidak suka stroberi, mungkin Sahabat suka jeruk mandarin. Jika tak suka pepaya, mungkin suka pisang, apel, jambu biji, sirsak atau lainnya. Pasti ada, bukan?
- Pilih juga cara mengolah buah atau sayur sesuai selera. Ingin dibuat jus, es buah, camilan, salad, atau lainnya.
- Memasak dengan teknik tepat. Contoh, brokoli hanya perlu direbus singkat (blanching)
- Masukkan buah dan sayur sebagai menu diet. Contoh, menikmati jagung atau ubi rebus sebagai pengganti nasi, atau urap bayam sebagai pengganti udang. Jadi, jangan dihilangkan, yaa...
- Ciptakan kreasi baru. Misalnya, menggunakan kuaci biji labu sebagai topping salad, atau membuat nugget dengan tambahan sayur
Tidak kalah penting sebenarnya, jujur pada mindset tentang buah dan sayur itu sendiri.Â
Bumil, busui dan konsumsi sayur
Sudah sepatutnya manusia dapat mengambil manfaat dari apa yang sudah disediakan oleh alam.
Ibu hamil (bumil) tidak dapat menghindari sehatnya buah dan sayuran segar. Berbagai kandungan penting seperti asam folat, kalsium, dan vitamin, justru terdapat dalam buah dan sayuran hijau.
Folat banyak terdapat dalam bayam, lobak cina, kacang polong, sereal, biji bunga matahari, kentang, tomat, jeruk.
Folat terbukti mengurangi risiko kelahiran prematur. Ibu hamil membutuhkan 400 mikrogram asam folat/hari sebelum dan selama masa kehamilan untuk perkembangan janin yang optimal (sumber:Â Kompas.com)
Sementara, kalsium berguna untuk memperkuat tulang dan gigi, serta membantu sistem peredaran darah pada ibu hamil.Â